TEMPO Interaktif, Islamabad, Pakistan:
Pihak manajemen pengelola Hotel Marriott Pakistan menyalahkan aparat keamanan karena lengah mengantisipasi bom bunuh diri yang menghancurkan hotel itu tadi malam. Menurut pihak Marriott, pengeboman itu seharusnya bisa dicegah. "Andai saya yang bertugas menjaga saat itu, saya akan tembak kepala si pengemudi truk agar truk tidak bisa mendekati area hotel," kata Sadruddin Hashwani, wakil dari manajemen Marriott.
Pengeboman oleh truk penuh bahan peledak itu menewaskan sedikitnya 53 orang. Sampai sekarang, belum satu kelompok pun mengaku bertanggungjawab atas kehancuran hotel termewah di Islamabad ini.
Lolosnya truk maut itu memang mengherankan. Tempo Newsroom yang pernah menginap di hotel itu selama 4 hari pada Februari lalu menyaksikan bahwa sebetulnya nyaris mustahil sebuah truk bisa mendekat ke area sekitar hotel. Jauh sebelum gerbang hotel, sudah dipasang barikade yang membuat semua mobil harus berjalan pelan. Begitu mendekat area gerbang, terpasang dua lapis portal. Semua mobil akan menjalani pemeriksaan ketat sebelum diizinkan masuk area parkir hotel. Dari gerbang ini, jarak ke lobby hotel sekitar 75 meter -- jarak yang diperhitungkan cukup aman bahkan bila sebuah bom mobil meledak.
Tapi rupanya kekuatan bom itu sangat besar sehingga jarak aman tersebut tak lagi mampu melindungi bangunan hotel yang sangat kokoh dari efek ledakan.
Rekaman video kamera CCTV pihak hotel menunjukkan beberapa detik sebelum bom meledak, terlihat sebuah truk menabrak barikade di gerbang utama. Muncul asap dari atas truk lalu seorang petugas keamanan hotel mendekat. Kamera melihat petugas itu berusaha memadamkan api dengan pemadam genggam, namun gagal. Tak lama kemudian, ledakan pertama muncul, disusul rangkaian ledakan dahsyat berikutnya.
Masuknya truk ke area inilah yang seharusnya tak bisa terjadi. Ini pula sebabnya pihak Marriott mempersoalkan prosedur pengamanan yang dilakukan pihak polisi yang ikut menjaga hotel tersebut.
Seorang saksi kepada AFP menjelaskan, saat ledakan terjadi, sedang berlangsung pembangunan konstruksi gedung di area sekitar Marriott. Truk besar lalu-lalang mengangkut bahan-bahan bangunan setiap hari. Inilah rupanya yang dimanfaatkan pihak pengebom bunuh diri dengan menyaru sebagai salah satu truk konstruksi, sehingga petugas keamanan lengah.
Daru Priyambodo | AFp | Tempo Newsroom