TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi menangkap politikus Hong Kong pro-demokrasi, Tam Tak-chi, yang digadang bakal maju dalam pemilihan umum legislatif pada September 2020.
Polisi mengenakan tuduhan melakukan hasutan agar publik mengikuti pertemuan tak berizin.
Tam, 47 tahun, merupakan wakil Presiden dari Partai Kekuatan Rakyat atau People Power Party.
Dia merupakan mantan penyiar radio dan memenangkan proses pemilu tidak resmi yang digelar pihak oposisi baru-baru ini untuk bisa maju sebagai calon kandidat pada pemilu mendatang.
Penangkapan ini terjadi setelah pejabat Beijing dan pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan proses pemilu tidak resmi yang digelar pihak oposisi ilegal.
Acara seleksi calon kandidat legislatif dari pihak oposisi itu juga dinilai kemungkinan melanggar undang-undang keamanan nasional.
“Tam mengatakan tuduhan resmi polisi terkait teriakannya ‘Bebaskan Hong Kong! Revolusi masa kita’ pada Januari 2020,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 17 Juli 2020.
Polisi mengatakan ajakan kepada publik untuk mengikuti pertemuan umum tak berizin terkait aksi protes pada Januari 2020.
Saat menjelaskan soal ini ke media, Tam kembali meneriakkan slogan itu lagi.
Saat ini, kondisi Hong Kong semakin memanas setelah pengesahan UU Keamanan Nasional Hong Kong oleh Beijing, Cina. CNN melansir pemerintah Amerika Serikat menolak keras pengesahan undang-undang ini karena bisa mengurangi demokrasi dan kebebasan berekspresi di Hong Kong.