TEMPO.CO, Jakarta - KBRI Canberra bersama seluruh Perwakilan RI se-Australia memulangkan 163 mahasiswa Indonesia dan keluarga ke tanah air.
Total 358 peserta repatriasi dipulangkan ke tanah air pada 16 Juli melalui program Repatriasi Mandiri, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Garuda Indonesia.
Menurut rilis KBRI Canberra yang diterima Tempo pada 17 Juli 2020, para mahasiswa dan peserta Repatriasi Mandiri diberangkatkan melalui tiga kota, yakni Sydney, Melbourne, dan Perth, menggunakan Garuda Indonesia menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Duta Besar RI untuk Australia Y. Kristiarto S. Legowo dalam pelepasan secara simbolis di Sydney Airport, 16 Juli 2020, menyampaikan selamat kepada para mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan studi mereka dan kembali ke tanah air.
"Program ini dilakukan untuk memfasilitasi masyarakat Indonesia dan memastikan negara hadir dalam kondisi apa pun juga," pesan Duta Besar Kristiarto yang didampingi Konjen RI Sydney Heru Subolo dan Acting as Regional CEO South West Pacific PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, I Nyoman S. Sanjaya.
Duta Besar RI untuk Australia Y. Kristiarto S. Legowo dalam pelepasan simbolis peserta Repatriasi Mandiri di Sydney Airport, Australia, 16 Juli 2020.[KBRI Canberra]
Program Repatriasi Mandiri ini merupakan inisiatif bersama antara para mahasiswa Indonesia yang terhimpun dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) dan KBRI Canberra beserta Perwakilan RI se-Australia terutama bagi mahasiswa yang telah lulus pada musim dingin tahun ini.
Merespon inisiatif PPIA tersebut, KBRI Canberra melakukan koordinasi dengan seluruh Perwakilan RI se-Australia di Sydney, Melbourne, Perth dan Darwin, serta dengan maskapai Garuda Indonesia dan instansi terkait di Jakarta dalam membantu memfasilitasi proses kepulangan para mahasiswa, anggota keluarga dan WNI lainnya yang terdampak kebijakan Covid-19 di Australia.
"Kami sangat terbantu dengan adanya program repatriasi ini. Inisiatif ini sangat membantu kami mahasiswa untuk mendapatkan kepastian penerbangan ke tanah air termasuk prosedur penting lainnya agar aman, sehat dan lancar dengan tetap mematuhi peraturan kesehatan baik dari keberangkatan dari Australia hingga kedatangan di dalam negeri terkait pencegahan penularan Covid-19," kata Perwira, salah satu peserta yang baru saja menyelesaikan studi master dari Australian National University (ANU).
Program Repatriasi Mandiri ini sendiri telah dilakukan secara bertahap antara Juni–Agustus 2020 yang bervariasi menurut jadwal kelulusan peserta, dan jadwal penerbangan dari titik keberangkatan, yaitu Sydney, Melbourne, dan Perth.
Sebagaimana diketahui berkurangnya jumlah penerbangan internasional dari dan ke Australia akhir-akhir ini, dan aturan social distancing di dalam pesawat sebagai imbas dari pandemi Covid-19, memicu kenaikan harga tiket pesawat. Selain itu, jadwal penerbangan internasional dapat berubah setiap saat karena berbagai alasan teknis.
Australia merupakan salah satu tujuan utama mahasiswa dari Indonesia yang belajar di luar negeri, di mana mahasiswa Indonesia mencapai 21.000 di Australia hingga Maret 2020 atau salah satu pengirim mahasiswa asing terbanyak di samping Cina, India, Korsel, Malaysia dan Vietnam.