TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-o-cha, memastikan reshuffle kabinet akan dilangsungkan pada bulan Agustus nanti. Hal tersebut menyusul mundurnya sejumlah pejabat dari tim perekonomiannya, termasuk Menteri Keuangan, pada Kamis pekan lalu.
"Kami harus me-reshuffle kabinet agar tidak terjadi kesenjangan. Hal itu harus dilakukan sesegera mungkin, tidak boleh lebih dari bulan depan," ujar Prayuth Chan-o-cha, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 16 Juli 2020.
Pada awalnya, Praytuh Chan-o-cha tidak memberi kepastian kapan reshuffle kabinet akan dilangsungkan. Bahkan, pekan lalu, ia memberi sinyal reshuffle kabinet bisa digelar bulan September. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Prayuth Chan-o-cha menyadari bahwa reshuffle kabinet harus digelar sesegera mungkin.
Setidaknya ada tiga pos menteri yang harus dicari pengisinya oleh Praytuh Chan-o-cha. Ketiga posisi itu adalah Menteri Keuangan, Menteri Energi, dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, serta Inovasi. Sebelumnya, secara berurutan, ketiga posisi itu diisi oleh Sontirat Sontijirawong, Uttama Savanayana, dan Suvit Maesincee.
Prayuth Chan-o-cha melanjutkan, reshuffle kabinet juga harus segera dilakukan karena anggaran pendapatan dan belanja negara untuk tahun fiskal 2021 akan segera ditetapkan. Targetnya, anggaran diketok pada September nanti dengan estimasi nilai 3,3 triliun Baht.
Rancangan awal dari anggaran itu sudah diloloskan oleh Parlemen Thailand pekan lalu. Dan, Parlemen Thailand telah membentuk dewan pengawas, beranggotakan 72 anggota legislatif, untuk mengawasi anggaran tahun 2021.
Hingga berita ini ditulis, Praytuh Chan-o-cha belum memberi sinyal jelas perihal siapa yang akan ia dekati. Namun, ia tidak menutup kemungkinan merekrut menteri dari luar koalisi. Sebagai catatan, ketiga menteri yang mengundurkan diri adalah kader PPRP, partai yang memimpin koalisi pro-pemerintah.
ISTMAN MP | REUTERS | BANGKOK POST