TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meyakinkan pihaknya tidak akan mentolelir nepotisme. Ketegasan sikapnya ini bahkan diakui Mahathir telah membuatnya dijauhi beberapa saudaranya.
Dalam sebuah wawancara media, Mahathir menceritakan dia pernah mencopot sepupunya yang menjabat sebagai kepala menteri setelah muncul dugaan terlibat korupsi.
“Ada seorang sepupu yang menjadi kepala menteri di salah satu negara bagian. Ketika masyarakat menuduhnya korupsi, saya langsung menyingkirkannya. Saya juga langsung to the point ketika salah satu keponakan yang tanpa konfirmasi ke saya menulis sebuah buku yang tidak bagus tentang saya,” kata Mahathir, seperti dikutip dari malaymail.com.
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Sumber: EPA-EFE/straitstimes.com
Mahathir menekankan dia sangat fokus melihat apakah keluarganya mengambil untung dari posisinya sehingga hal ini membuatnya melarang anak-anaknya berpartisipasi aktif di politik ketika dia menjabat sebagai Perdana Menteri. Anak-anak Mahathir bahkan diminta untuk membuka bisnis di luar negeri, bukan di Malaysia demi menghindari tuduhan nepotisme.
Dia menceritakan pula salah satu putranya Mokhzani Mahahir secara tak langsung terlibat dalam politik ketika dia menjabat sebagai bendahara Umno Youth. Saat itu, Umno Youth membutuhkan seseorang yang bisa menangani keuangan dan Mokhzani pernah bekerja di sektor swasta sehingga dianggap tahu lebih banyak cara menangani keuangan sehingga ditunjuk menjadi bendahara. Namun setelah Mokhzani, tak ada satu pun saudara Mahathir yang diperbolehkan terjun ke politik.
Mahathir yang dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri kadang merasa tidak adil memblokade keinginan politik anak-anaknya, yang dilakukan demi menjaga citranya.
Mukhriz Mahathir, putra Mahathir, terjun ke politik setelah ayahnya mundur sebagai Perdana Menteri. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Besar di Kedah dua kali dan terpaksa meninggalkan jabatannya setelah kehilangan dukungan suara di majelis negara bagian Kedah, Malaysia, menyusul pergesekan di Partai Bersatu, partai yang didirikan Mahathir.