TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang dan polisi Filipina akan melakukan pencarian dari rumah ke rumah mencari pasien Covid-19 untuk mencegah penularan yang lebih luas, kata seorang menteri pada Selasa, di tengah melonjaknya angka kematian dan infeksi virus corona.
Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mendesak masyarakat untuk melaporkan kasus-kasus di lingkungan mereka, memperingatkan bahwa siapa pun yang terinfeksi yang menolak bekerja sama akan menghadapi hukuman penjara.
"Kami tidak ingin pasien positif tinggal di rumah di karantina sendiri, terutama jika rumah mereka tidak memiliki kapasitas yang cukup" kata Ano, dilaporkan Reuters, 15 Juli 2020.
Pendekatan ini dilakukan karena selama seminggu terakhir Filipina mencatat lonjakan harian terbesar di Asia Tenggara dalam kematian virus corona dan melihat pasien rumah sakit naik tajam, tiga kali lipat infeksi sejak lockdown dilonggarkan pada 1 Juni untuk memungkinkan lebih banyak pergerakan dan ekonomi.
Penumpang yang memakai masker menaiki Jeepney dengan penghalang plastik di dalamnya untuk menjaga jarak sosial, di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, 3 Juli 2020. Jeepney, yang masyarakat lokal menyebutnya dengan nama dyip atau dyipni, berbentuk seperti mobil jeep dengan badan mobil yang memanjang ke belakang. REUTERS/Eloisa Lopez
Strategi ini berdasarkan dari saran sebelumnya pada kasus-kasus positif dengan gejala-gejala ringan untuk mengisolasi diri. "Jadi yang akan kita lakukan adalah pergi dari rumah ke rumah dan kita akan membawa orang dengan kasus positif ke fasilitas isolasi Covid-19 kita." kata Ano dalam konferensi pers.
Sementara Phil Robertson, wakil direktur Human Rights Watch Asia mengkritik langkah Filipina ini. "Bagaimana pemerintah akan memastikan bahwa hak-hak orang Filipina dihormati dan dilindungi dengan pendekatan baru ini? Mengingat para penegak hukum Filipina memiliki beberapa tanggapan berbeda-beda mengenai COVID di dunia serta dalam hal hak asasi manusia, ini tentu saja menimbulkan ketakutan," katanya.
Hingga kini ada 57.545 infeksi virus corona di Filipina, di mana 1.603 kasus berakhir dengan kematian.
ADITYO NUGROHO | REUTERS