TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayuth Chan-o-cha meminta maaf kepada publik pada Selasa atas kelalaian pemerintah dalam tindakan pengendalian penyakit Covid-19, menyusul deteksi dua kasus impor yang telah menyebarkan virus corona di negaranya.
Kedua kasus itu terdiri dari seorang perwira militer Mesir yang berkunjung dalam misi militer di Provinsi Rayong dan seorang anak perempuan berusia sembilan tahun dari seorang diplomat Sudan di Bangkok.
"hal ini seharusnya tidak terjadi, karena tidak menghormati peraturan dan kurangnya disiplin serta pertimbangan terhadap masyarakat. Ini telah menyebabkan masalah," kata Jenderal Prayuth dalam konferensi pers di Gedung Pemerintahan Thailand, dikutip dari Channel News Asia, 15 Juli 2020.
"Yang paling penting sekarang adalah untuk menutup celah ini dan mengakhiri kelemahan seperti itu," ujar Prayuth.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha mengunjungi titik pengecekan di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok. Hingga 1 Februari 2020, terdapat 19 kasus 2019-nCov yang terkonfirmasi di Thailand, kedua terbanyak setelah Tiongkok
Penyebaran virus corona di Rayong berasal dari seorang perwira militer Mesir berusia 43 tahun, yang melakukan perjalanan ke Bandara Internasional U-Tapao di Provinsi Rayong, Thailand timur, pada 8 Juli. Dia termasuk di antara 31 anggota awak di sebuah pesawat militer yang terbang dari Mesir ke Uni Emirat Arab dan Pakistan sebelum tiba di Thailand minggu lalu.
Di Thailand, para kru seharusnya dikarantina di D Varee Diva Central Rayong Hotel. Namun, beberapa dari mereka meninggalkan hotel untuk berbelanja di dua department store pada 10 Juli. Pejabat kesehatan melakukan tes Covid-19 pada semua anggota kru pada hari yang sama tetapi hasilnya keluar setelah mereka meninggalkan Thailand ke Mesir pada 11 Juli. Ternyata hasil menunjukkan salah satu dari mereka dinyatakan positif terkena virus.
"Seharusnya tidak terjadi dan saya minta maaf. Saya ingin meminta maaf kepada orang-orang Thailand," kata Jenderal Prayuth.
Mengutip penyelidikan pemerintah, Prayuth mengatakan bahwa setidaknya 1.800 orang berada di dua department store di Rayong ketika perwira dari Mesir berkunjung. Orang-orang ini dianjurkan untuk karantina di rumah selama 14 hari dan menghubungi Kantor Kesehatan Umum Provinsi Rayong.
Kekhawatiran atas kemungkinan wabah di Rayong, telah menyebabkan penutupan sementara sekolah di provinsi tersebut. "Kementerian Luar Negeri Thailand akan menarik izin masuk untuk delapan penerbangan militer dari Mesir," kata Dr Taweesin juru bicara Pusat Penanganan Covid-19 Thailand (CCSA).
ADITYO NUGROHO | CHANNEL NEWS ASIA