TEMPO.CO, Jakarta - Turki pada Selasa, 14 Juli 2020, mengutuk aksi pembakaran bendera negara yang dilakukan sekelompok kecil demonstran di depan kantor konsulat Turki di Yerusalem Timur. Pembakaran bendera tersebut sebagai bentuk protes pengubahan fungsi Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.
“Kami sangat mengecam pembakaran bendera kami selama demonstrasi di depan kantor Konsulat Jenderal Yerusalem pada 13 Juli 2020. Tidak boleh ada seorang pun yang tidak menghormati atau melanggar batas bendera kami yang mulia,” demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dikutip dari aa.com.tr.
Sekelompok orang melakukan protes dan membakar bendera Turki di depan kantor konsulat Turki di Yerusalem Timur. Sumber: aa.com.tr
Turki berharap para pelaku pembakaran bendera dibawa ke meja hijau dan mendapatkan hukuman yang sepatutnya.
Sebelumnya pada Senin, 13 Juli 2020, sekelompok orang yang terdiri dari sembilan orang membakar bendera Turki di depan kantor konsulat Turki di Yerusalem Timur. Kelompok itu menamakan diri mereka Jerusalem Initiative dan dipimpin oleh Elias Zarina.
Pelaku pembakaran bendera sudah ditahan. Turki menolak upaya intervensi asing atas keputusan negara itu membalikkan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid.
Selama hampir 500 tahun, Hagia Sophia adalah sebuah masjid. Namun pada 1934, dekrit kabinet mengubah gedung berusia 1.500 tahun itu menjadi museum. Pada Jumat, 10 Juli 2020, pengadilan Turki menganulir dekrit tersebut dan membalikkan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid, yang awalnya dibangun untuk sebuah gereja katedral.