TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia mengungkapkan bahwa kapal penjaga dan angkatan laut militer Cina telah puluhan kali melanggar batas perairan mereka. Dalam empat tahun terakhir, setidaknya 89 kali militer Cina menerobos masuk ke perairan Malaysia di Laut Cina Selatan.
Tidak berhenti di situ, Pemerintah Malaysia menambahkan bahwa mereka sudah mengirimkan protes ke militer Cina sebanyak enam kali dalam empat tahun terakhir. Protes-protes tersebut untuk merespon upaya Cina mengklaim wilayah perairan Malaysia, termasuk tempat mencari ikan di Luconia Selatan.
"Tujuan kami (dari pengiriman protes tersebut) adalah mengingatkan Cina soal upaya mereka mengklaim Laut Cina Selatan, terutama Luconia Selatan," ujar Pemerintah Malaysia sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 14 Juli 2020.
Meski protes sudah dikirim sebanyak enam kali, Pemerintah Malaysia menyampaikan bahwa Cina tidak pernah menggubrisnya. Militer Cina, dengan kapalnya, tetap saja menerobos masuk ke perairan Malaysia. Padahal, kapal-kapal tersebut juga sudah diperingatkan oleh kapal-kapal angkatan laut Malaysia.
Salah satu insiden bentrok Cina dan Malaysia di Laut Cina Selatan yang menjadi sorotan tahun ini adalah insiden West Capella. Kapal Cina "mengganggu" kapal pengeboran West Capella di perairan Malaysia karena merasa mereka beroperasi di wilayah Cina. Cina sendiri, saat itu, tengah melakukan survei di zona ekonomi eksklusif Malaysia.
Pemerintah Cina, hingga berita ini ditulis, belum memberikan tanggapan. Sementara itu Amerika menyatakan bahwa klaim Cina terhadap sumber daya alam di Laut Cina Selatan, termasuk di perairan Malaysia, ditolak.
ISTMAN MP | REUTERS