TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara telah membuang 30 keluarga penduduk Pyongyang ke area terpencil di pegunungan sebagai hukuman akibat anggota keluarganya yang dikirim bekerja di luar negeri diduga jadi pembelot atau pengungsi di Korea Selatan dan negara lain.
Sebanyak 30 keluarga yang dibuang itu sebagian besar memiliki anggota keluarga yang dikirim bekerja ke Rusia untuk mendapatkan mata uang asing dan kemudian diberikan ke pemerintah Korea Utara.
"Juni ini 30 keluarga dari Pyongyang jadi eksil di dalam," kata seorang pejabat senior di Pyongyang ke Radio Free Asia untuk Korea, 10 Juli 2020.
Sebagian besar warga Korea Utara bertahan di Rusia sekalipun sanksi PBB sehubungan masalah senjata nuklir mewajibkan mereka kembali ke rumah mereka di Korea Utara pada akhir tahun 2019.
Kebanyakan keluarga pekerja yang dikirim ke Rusia tidak diberi informasi apakah anggota keluarga mereka yang bekerja di luar negeri masih hidup setelah mereka dinyatakan hilang.
Korea Utara kerap menghukum orang yang anggota keluarganya melakukan kejahatan sebagai cara agar orang-orang tidak melakukan kejahatan.
Eksil internal biasanya diberlakukan untuk anggota keluarga pelaku kejahatan serius yang dipenjarakan. Belakangan, penggunaan eksil internal meningkat dilakukan untuk menghukum keluarga pembelot dan menjadi pengungsi.
Selain itu, warga Pyongyang merupakan simbol status elit Korea Utara, sehingga kasus seperti ini sangat dijaga agar tidak terjadi.
Di masa lalu, warga Pyongyang yang dibuang sebagai eksil, otoritas mencatat keberadaannya selama di pembuangan. Namun untuk 30 keluarga yang dibuang pada Juni lalu ditinggalkan tanpa mengetahui mengapa mereka dibuang atau ke mana mereka dikirim.