TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari tujuh ribu warga Moroko terdampar di Spanyol. Gara-garanya, Maroko menutup perbatasan mereka untuk mengendalikan pandemi Corona.
Ketujuh ribu warga Maroko tersebut adalah pekerja migran. Mereka datang ke Huelva, Spanyol untuk membantu proses panen pada Mei lalu. Namun, ketika tugas mereka usai, perbatasan sudah ditutup akibat pandemi Corona. Sekarang, mereka terdampar dan nyaris tidak memiliki uang untuk bertahan.
"Kami disini tanpa pekerjaan, tanpa apapun. Semua uang yang kami dapat sudah terlanjur kami kirim ke keluarga di kampung halaman. Kami sudah memohon kepada Rajah Mohammed VI untuk membantu kepulangan kami," ujar Fatima, salah satu warga Moroko, dikutip dari CNN, Ahad, 12 Juli 2020.
Menanggapi masalah warga Maroko terdampar di Spanyol, Kementerian Luar Negeri Maroko menyampaikan bahwa perbatasan akan segera dibuka kembali. Jika tidak ada halangan, perbatasan dibuka pada tanggal hari Selasa, 14 Juli nanti.
Walau begitu, Kementerian Luar Negeri tersebut belum menentukan bagaimana warga Maroko di Spanyol akan dipulangkan. Apabila menggunakan kapal feri yang umum dipakai, maka warga Maroko harus dibawa ke Pelabuhan Sete, Prancis atau Pelabuhan Genoa, Italia.
Kedua pelabuhan itu jaraknya 1000 kilometer dari Huelva. Warga Maroko di Spanyol tidak memiliki cukup uang untuk melakukan perjalanan ke sana. Di sisi lain, mereka juga belum pernah menjalani tes Virus Corona. Aturan di Maroko, setiap warga yang ingin pulang harus terbukti bebas Corona dalam 48 jam sebelum keberangkatan.
Pemerintah Spanyol siap membantu masalah warga Maroko terdampar. Namun, mereka juga menyatakan belum menentukan mekanisme pemulangannya. Mereka mengaku masih terus berdiskusi dengan Pemerintah Maroko soal proses pemulangan.
"Kami terus mengontak Pemerintah Maroko setiap harinya. Ini situasi yang kompleks (akibat pandemi Corona) dan situasinya belum ditentukan," ujar Kementerian Luar Negeri Spanyol dalam keterangannya.
ISTMAN MP | CNN