TEMPO.CO, Jakarta - Memburuknya pandemi Corona membuat warga Australia tidak bisa pulang dengan bebas. Pemerintah negeri kangguru tersebut memangkas hampir 50 persen jumlah warga Australia yang boleh pulang tiap pekannya.
"Keputusan (pembatasan kepulangan ke Australia) ini kami ambil untuk memastikan kami bisa memfokuskan sumber daya yang ada untuk tes dan pelacakan pandemi Corona," ujar Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 10 Juli 2020.
Sebelumnya, Australia memperbolehkan semua warganya yang berada di luar negeri untuk pulang. Namun, begitu tiba, warga Australia yang pulang tersebut harus menjalani karantina selama 14 hari di hotel, dibiayai pemerintah.
Dengan kebijakan yang baru, hal itu berubah. Tiap pekan, warga Australia yang diizinkan pulang hanya 4000 orang. Selain itu, fasilitas karantina tak lagi dibiayai pemerintah Australia, namun dibiayai sendiri.
Keputusan pembatasan kepulangan ke Australia tersebut diambil tak lama setelah negara bagian Victoria mengaktifkan lagi lockdown Corona. Gara-garanya, ada ratusan kasus baru di sana dalam waktu 24 jam. Adapun lockdown pandemi Corona itu akan berlangsung selama enam pekan.
Hingga berita ini tertulis, tercatat ada 9.377 warga Australia yang positif tertular virus Corona. Sementaa itu, jumlah warga Australia yang meninggal ada 106 orang.
ISTMAN MP | REUTERS