TEMPO.CO, Jakarta - Tahanan Palestina, Saadi Al-Gharably, yang di penjara di Israel meninggal karena kelalaian medis (tak dapat akses berobat). Sumber di sebuah LSM pada Senin, 6 Juli 2020 mengkonfirmasi kematian Al-Gharably.
Lembaga Handala Center dalam keterangan tertulis menyatakan Al-Gharably, 75 tahun, meninggal di rumah sakit Assaf Harofeh setelah kesehatannya memburuk. Al-Gharably berasal dari Jalur Gaza, Palestina, yang ditahan oleh pasukan militer Israel pada 1994.
Ilustrasi penjara. Sumber: asiaone.com/the new paper ilustration
Situs middleeastmonitor.com mewartakan Al-Gharably dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Sejak ditahan, dia ditempatkan di sel isolasi sampai 2006. Tidak dijelaskan pelanggaran kejahatan yang telah dilakukan Al-Gharably.
Lembaga Handala Center menjelaskan Al-Gharably menderita sakit kanker prostat, diabetes dan tekanan darah tinggi. Otoritas penjara Israel dituding telah menolak memberikan pengobatan kepada Al-Gharably.
Keluarga Al-Gharably menuduh otoritas Israel telah melakukan pengabaian. Pihak penjara Israel menolak berkomentar atas kematian Al-Gharably.
Media Office of the Palestinian Prisoners mengatakan para tahanan menutup semua departemen di penjara-penjara Israel sebagai bentuk berkabung atas kematian Al-Gharably.
“Di penjara Negev, para tahanan menutup semua departemen sebagai bentuk protes atas kelalaian medis,” tulis media itu.
Sekitar 222 tahanan Palestina meninggal di penjara-penjara Israel sejak 1967. Dari jumlah itu, lima orang meninggal pada tahun ini. Lebih dari 5.500 warga Palestina saat ini mendekam di penjara-penjara di penjuru Israel.