TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang bersiap menghadapi kemungkinan meningkatnya intensitas hujan lebat di Pulau Kyushu barat daya.
Pemerintah Jepang juga menambah upaya penyelamatan seiring bertambahnya jumlah korban tewas melebihi 50 orang di daerah yang dilanda banjir. Belasan orang dilaporkan masih hilang.
Pemerintah mengatakan akan menggandakan jumlah personel penyelamat untuk membantu para korban banjir.
Hujan deras menyebabkan tanah longsor yang menjadi bencana alam terburuk di Jepang sejak topan Hagibis menewaskan 90 orang pada Oktober 2019.
Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo, mengatakan pemerintah akan menambah personil penyelamat menjadi 80.000 orang.
Ini termasuk sekitar 20.000 tentara. Seperti dilansir Reuters pada Selasa, 7 Juli 2020, Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, mengatakan,"Hujan diperkirakan turun meluas dan membentang di Jepang dari barat ke timur.”
Pemerintah juga mengerahkan polisi, Pasukan Bela Diri atau SDF Jepang dan satuan Penjaga Pantai untuk melakukan upaya pencarian dan penyelamatan.
Suga meminta masyarakat melakukan pencegahan yang diperlukan agar aman. Kyodo News melaporkan setidaknya terjadi 71 tanah longsor di 12 prefektur. Kementerian Pertanahan Jepang mengatakan lebih dari 1,3 juta orang telah diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka.
ADITYO NUGROHO