TEMPO.CO, Washington – Sebanyak 153 orang ekonom menyarankan pemerintah Amerika Serikat terus membagikan uang tunai langsung kepada masyarakat untuk meningkatkan konsumsi publik di tengah merosotnya ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Mereka menyampaikan saran ini lewat surat kepada pemerintah AS agar kebijakan pembagian uang tunai berlanjut hingga ekonomi menjadi lebih kuat.
“Dampak pembayaran putaran pertama bagi masyarakat adalah bantuan darurat agar mereka bisa hidup selama beberapa pekan,” kata para ekonom seperti dilansir Reuters pada Rabu, 8 Juli 2020.
Mereka melanjutkan,”Jika bisnis sudah mulai beroperasi dan lapangan pekerjaaan mulai tersedia maka masih ada masalah ekonomi yang signifikan. Permintaan konsumsi masih akan melemah jika orang-orang tidak punya uang untuk belanja.”
Surat para ekonom ini diorganisasi oleh dua lembaga ekonomi yaitu Economic Security Project dan The Justice Collaborative.
Sejumlah ekonom itu seperti Jason Furman, yang mengetuai Dewan Penasehat Ekonomi pada masa pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Lalu ada Claudia Sahm, yang merupakan mantan ekonom The Fed. Dan ada Darrick Hamilton dari Kirwan Institute untuk Studi Ras dan Etnisitas dari Ohio State University.
Sebagian penandatangan surat ini adalah pendukung kandidat Presiden Joe Biden, yang akan bertarung melawan Presiden AS, Donald Trump, pada pemilihan Presiden 3 November 2020.
Pemerintah AS telah menggelontorkan program uang tunai bagi masyarakat pada April 2020 lewat Undang-Undang CARES, yang menganggarkan total US$2.3 triliun atau sekitar Rp33.200 triliun.
Saat ini, AS menempati posisi teratas untuk jumlah korban Covid-19 yaitu sebanyak sekitar 2.99 juta orang. Korban tewas mencapai sekitar 131 ribu orang.
Total korban terpapar Covid-19 atau Corona adalah 11.8 juta orang dengan sekitar 543 ribu orang meninggal dunia di sekitar 190 negara seperti dilansir Johns Hopkins University.