TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban meninggal virus corona di Bolivia meninggalkan peti mati kerabat mereka di jalanan selama beberapa jam pada Sabtu kemarin karena kesulitan menguburkannya.
Pegawai pemakaman akhirnya tiba untuk mengambil peti mati, yang ditinggalkan di kota Cochabamba, kota yang terletak di pegunungan Andes, dan membawanya ke kuburan, dikutip dari New York Daily News, 7 Juli 2020.
Korban meninggal berusia 62 tahun, seorang pria yang diduga meninggal akibat virus corona yang meninggal pada hari Minggu tetapi tubuhnya belum dipindahkan dari rumahnya karena risiko penularan," kata tetangga korban Remberto Arnez.
Kolonel Polisi Ivan Rojas mengatakan pada konferensi pers bahwa kota itu mengumpulkan sekitar 17 mayat sehari, dikutip dari Gulfnews. Banyaknya korban meninggal membuat personel polisi dan pekerja pemakaman kota berpenduduk sekitar 630.000 orang ini kewalahan.
Meskipun para pejabat menyiapkan 250 liang lahat baru untuk pemakaman utama di Cochabamba, mayat yang dikumpulkan saat ini dikremasi, kata Menteri Tenaga Kerja nasional Óscar Mercado.
"Oven krematorium kecil," kata Mercado. "Di situlah mayat dikumpulkan."
Saat kejadian, Bolivia telah mengkonfirmasi lebih dari 36.800 kasus dan 1.320 kematian, menurut Johns Hopkins University & Medicine Coronavirus Resource Center.
Tetangganya Brasil telah mengkonfirmasi lebih dari 1,5 juta kasus dan lebih dari 63.000 kematian, jumlah tertinggi kedua dunia setelah AS.
Di Amerika Serikat sendiri 129.000 lebih telah meninggal karena Covid-19, di mana lebih dari 2,8 juta kasus virus corona telah dikonfirmasi.