TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kenya Uhuru Kenyatta pada Senin, 6 Juli 2020, mengumumkan membuka kembali aktivitas perekonomian di negara itu setelah lockdown akibat penyebaran Covid-19. Kenyatta juga mencabut larangan bepergian ke luar negeri dan penerbangan masuk ke Ibu Kota Nairobi.
Kenyatta mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan dalam melakukan pelonggaran aturan gerak ini. Namun saat yang sama mendesak masyarakat agar tetap berhati-hati dan tidak bersikap sembrono.
“Hari ini saya memerintahkan penghentian lalu-lintas keluar masuk Kota Nairobi, Mombasa dan Mandera, dihapuskan. Aturan ini berlaku per Selasa, 7 Juli 2020, pukul 4 pagi,” kata Kenyatta, seperti dikutip dari reuters.com.
Seorang pria berjalan di depan grafiti hasil karya kelompok pemuda Mathare Roots sebagai kampanye atas cara memutus wabah Virus Corona di perkampungan kumuh Lembah Mathare, di Nairobi, Kenya, 19 April 2020. REUTERS/Thomas Mukoya
Menurut Kenyatta, penerbangan domestik dijadwalkan dibuka lagi pada 15 Juli 2020. Sedangkan penerbangan internasional akan dibuka pada 1 Agustus 2020.
Untuk masjid dan gereja akan diperbolehkan menerima jamaah untuk ibadah bersama, namun dibatasi maksimum satu jam dan hanya 100 jamaah yang boleh beribadah dalam satu waktu.
Di Kenya ada hampir 7.900 kasus virus corona per 6 Juli 2020. Dari jumlah itu, 160 pasien berakhir dengan kematian.
Kasus virus corona masih memperlihatkan kenaikan. Pada Sabtu, 4 Juli 2020, ada 389 penambahan kasus baru atau kenaikan harian tertinggi.
Wabah virus corona telah membuat perekonomian Kenya babak belur. Kementerian Keuangan Kenya memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara itu melambat menjadi 2,5 persen pada tahun ini dari 5,4 persen pada tahun lalu karena dampak virus corona. presiden Kenyatta mengatakan pencabutan lockdown secara bertahap ada risikonya dan masyarakat Kenya diminta melakukan langkah pencegahan.