TEMPO.CO, Washington – Gelombang penyebaran Covid-19 yang kembali terjadi di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat membuat prospek pemulihan ekonomi terbesar di dunia ini melambat.
Bank investasi raksasa Goldman Sachs mengatakan banyaknya kasus baru Covid-19 membuat banyak negara bagian menerapkan batasan kegiatan sosial dan ekonomi.
Ini membuat konsumer menjadi lebih berhati-hati sehingga mengurangi aktivitasnya. Kondisi ini berdampak pada melemahnya proses pemulihan ekonomi AS pada kwartal ketiga.
“Penurunan ekonomi pada saat ini lebih kecil dibandingkan pada Maret dan April. Tapi, ini jelas menunjukkan tren berbeda dari tren pemulihan yang muncul sejak pertengahan April,” kata Jan Hatzius, kepala ekonom Goldman Sachs, kepada klien seperti dikutip CNN pada Senin, 6 Juli 2020.
Hasil riset Goldman Sachs memperkirakan kegiatan belanja publik pada Juli dan Agustus bakal mengalami stagnasi.
“Ini karena selama beberapa pekan terakhir, situasi Covid-19 di AS memburuk secara signifikan,” begitu hasil riset bank ini.
WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi setelah wabah ini terdeteksi pertama kali di Kota Wuhan, Cina, pada Desember 2019. Wabah ini telah menyebar ke sekitar 190 negara dan menginfeksi sekitar 11.52 juta orang.
AS mencatat ada 2.8 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal sebanyak 129.9 ribu orang. AS menempati urutan pertama dalam jumlah kasus Covid-19 di dunia.
Sebanyak 533 ribu orang meninggal dunia akibat Covid-19. Dan sekitar 5.95 juta orang berhasil sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit seperti dilansir situs Johns Hopkins University.