TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Israel memutuskan menutup tempat hiburan klub, bar, pertunjukan budaya, dan gym untuk kebugaran karena jumlah kasus wabah virus corona meningkat tajam.
Keputusan ini diambil dalam rapat kabinet hari ini, 6 Juli 2020 yang memutuskan secepatnya menutup tempat-tempat yang ramai dikunjungi warga Israel.
Namun untuk sinagog, Kementerian Kesehatan pada larut malam kemarin merekomendasikan penutupan sinagog. Namun kabinet menerima usulan Menteri Dalam Negeri Arye Deri agar sinagog tidak ditutup tapi dibatasi jumlah orang yang masuk ke dalam rumah ibadah itu.
Kabinet pun sepakat maksimal 19 orang yang dibolehkan berada dalam sinagog.
Laporan The Jerusalem Post mengatakan, Kementerian Kesehatan terlebih dahulu memajukan serangkaian rekomendasi. Dan jika tidak ada keputusan dibuat hari ini, maka pekan depan rapat kabinet akan membahas lockdown.
"Kami diharuskan untuk mengatasi wabah virus corona di lapangan," kata Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel di awal rapat.
"Hari ini, ada sekitar 90 pasien menderita sakit parah dan jumlahnya bertambah dua kali lipat setiap hari. Jika kita tidak bertindak sekarang, kita akan memiliki ratusan dan mungkin ribuan pasien serius di pekan-pekan mendatang. Itu alasan kita membutuhkan mengambil langkah segera," ujar Netanyahu.
Hingga Senin pagi, ada 11,856 kasus aktif di Israel termasuk 90 dalam kondisi serius. Total jumlah orang terdiagnosa virus corona di Israel sebanyak 30,162 orang. Sebanyak 332 orang meninggal.