TEMPO Interaktif, Sydney: Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta menegaskan kembali pentingnya rekonsiliasi dengan Indonesia. Hal tersebut diungkapkan terkait penemuan sejumlah mayat yang diduga korban konflik saat Timor Leste masih menjadi bagian dari Indonesia.
Menurut berita yang dilansir ABC, Kamis (18/9), sejumlah mayat ditemukan di dekat Bandar Udara Internasional di Dili, Timor Leste. Para aktivis hak asasi manusia menduga mayat tersebut merupakan korban saat Timor Leste masih menjadi bagian dari Indonesia dengan nama Timor Timur.
Baca Juga:
Menanggapi penemuan tersebut, Ramos Horta mengatakan korban yang ditemukan di dekat bandara DIli harus dihormati. Namun, Ramos Horta menegaskan bahwa rekonsiliasi dengan Indonesia lebih penting ketimbang mencari-cari kesalahan Indonesia.
"Kami tidak boleh membiarkan diri kami menjadi sandera masa lalu tidak peduli hubungan masa lalu dengan Indonesia," ujar Ramos Horta kepada ABC.
Foto-foto yang didapatkan ABC menunjukkan bahwa penyelidikan menemukan sedikitnya lima mayat dari lokasi. "Dari laporan awal, kami menduga bahwa jenazah ini telah ada di sana selama bertahun-tahun," ujar polisi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa Juan Carlos Arevalo.
Menurut ABC, korban diperkirakan tewas karena ditembak karena ada dua lubang bekas peluru di belakang kepala korban.
Kasus ini kabarnya tengah ditangani Jaksa Agung Timor Leste. Hanya Jaksa Agung yang bisa memerintahkan pencarian kemungkinan mayat lain di sekitar lokasi penemuan.
Ramos Horta sendiri mengaku misteri tersebut sulit dipecahkan. Pasalnya, Kejaksaan Agung Timor Leste memiliki 4.000 kasus yang belum terpecahkan.
ABC| Kodrat Setiawan