TEMPO.CO, Jakarta - Karyawan Konsulat Arab Saudi di Istanbul memaparkan kejanggalan kepada pengadilan Turki pada Jumat atas pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018 yang mayatnya belum ditemukan hingga kini.
Seorang petugas kebersihan, dua pengemudi, dan seorang teknisi ditolak aksesnya atau diberitahu untuk tidak datang bekerja pada 2 Oktober, kata mereka pada hari pertama persidangan di pengadilan Turki, dikutip dari CNN, 4 Juli 2020.
Teknisi Konsulat bernama Zeki Demir mengatakan pada awalnya dia diberitahu bahwa akan ada renovasi di rumah Konsulat Jenderal Mohammed al-Otaibi tetapi kemudian diminta untuk datang pada jam 2 malam.
"Ada lima atau enam orang di sana. Mereka menghentikan saya masuk melalui tiga pintu masuk. Mereka meminta saya untuk menyalakan tandoor (oven). Ada suasana panik," katanya.
"Saya menyalakan tandoor dan mereka berbicara satu sama lain. Saya sempat bercanda mengatakan bahwa jika Anda jatuh di tandoor maka Anda akan menjadi kebab. Lalu saya pergi," kata Demir.
Otoritas Turki mengusut teori yang menduga para pembunuh Khashoggi mungkin mencoba untuk membuang mayatnya dengan membakarnya setelah memutilasi mayat.
Dikutip dari Reuters, Demir mengatakan melihat banyak tusuk daging dan barbekyu kecil di samping oven di taman konsul. Lempengan marmer di sekitar oven tampaknya telah berubah warna seolah-olah telah dibersihkan dengan bahan kimia, menurut dokumen dakwaan.
Demir menawarkan diri membantu membuka pintu garasi ketika sebuah mobil dengan jendela gelap tiba, tetapi ia disuruh meninggalkan taman dengan cepat, kata dokumen dakwaan.
Kesaksian sopir konsul mengatakan konsulat jenderal telah memerintahkan kebab mentah untuk dibeli dari restoran setempat.
Sopir Konsulat Jenderal, Hakan Guven, mengatakan kepada pengadilan bahwa ia membawa Konjen al-Otaibi dan keluarganya ke bandara pada 8 Oktober. Menurut Guven, al-Otaibi mengatakan kepadanya bahwa ia akan kembali.
Pernyataan mereka dimasukkan dalam dakwaan, yang menjabarkan secara rinci peristiwa menjelang sore pada 2 Oktober 2018, ketika Khashoggi berjalan ke konsulat Saudi di sebuah distrik bisnis yang sibuk di Istanbul untuk mengambil surat-surat untuk menikahi tunangannya Hatice Cengiz. Tetapi Khashoggi tidak pernah muncul setelah masuk gedung konsulat.
Pengacara untuk 20 terdakwa Saudi, yang disediakan oleh Asosiasi Pengacara Turki, mengatakan mereka tidak dapat menghubungi klien mereka yang diadili secara in absentia.
Para terdakwa yang disebutkan termasuk Ahmed al-Assiri, mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi, dan Saud al-Qahtani, mantan penasihat Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. Kedua pria itu dituduh mengoorganisir pembunuhan yang direncanakan sebelumnya. 18 terdakwa yang lain didakwa dengan pembunuhan dengan penyiksaan.
Ahli forensik dari kepolisian Turki tiba di Konsulat Jenderal Arab Saudi untuk melakukan olah TKP di Istanbul, Turki, 17 Oktober 2018. Rekaman tersebut menunjukkan Jamal Khashoggi ditangkap lalu diinterogasi sejumlah petugas Arab Saudi. REUTERS/Huseyin Aldemir
Hatice Cengiz, pelapor khusus PBB Agnes Callamard, perwakilan Institut pers Internasional (IPI), Federasi Jurnalis Eropa (EFJ) dan Reporters Without Borders (RSF) semuanya hadir di persidangan pada hari Jumat.
Cengiz, yang berharap kasus ini akan menawarkan petunjuk baru tentang keberadaan jasad Khashoggi, mengatakan kepada wartawan di luar pengadilan bahwa seluruh proses itu melelahkan baik secara spiritual maupun psikologis untuknya.
"Merupakan tanggung jawab moral di pundak kami untuk mengusut pembunuhan ini," katanya.
Callamard, pelapor khusus PBB untuk pembunuhan di luar proses hukum, mengatakan, "Kami mengirim pesan yang sangat kuat kepada para diktator di seluruh dunia bahwa mereka tidak bisa lolos dengan membunuh seorang jurnalis."
Arab Saudi menggelar pengadilan pada bulan Desember tahun lalu dan memvonis delapan orang bersalah atas kematian Jamal Khashoggi, tetapi persidangannya tidak jelas dan identitas para terdakwa tidak diungkapkan. Callamard mengatakan dengan mendengar para saksi di ruang sidang akan memberi legitimasi lebih jauh.
Terlepas dari temuan Callamard bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman tahu tentang pembunuhan itu, dia tidak disebutkan namanya pada persidangan, kata Callamard.
Dia mengatakan dia tidak yakin apakah ini karena kekebalan diplomatiknya atau apakah itu karena penuntutan tidak memiliki cukup bukti.
Sebuah video yang diambil dari rekaman CCTV yang diperoleh dari kantor berita Turki DHA menunjukkan tim Arab Saudi yang dicurigai terlibat dalam hilangnya jurnalis Arab Jamal Khashoggi di Bandara Ataturk pada 2 Oktober (AFP melalui Middle East Eye)
Turki telah berulang kali menyerukan agar para tersangka diekstradisi dan diadili di Turki di mana kejahatan terjadi, tetapi Arab Saudi belum memenuhi permintaan itu. Arab Saudi belum berkomentar tentang pengadilan in absentia kasus pembunuhan Jamal Khashoggi yang digelar di Turki.
Surat dakwaan Turki menguraikan konspirasi di antara para terdakwa. Ini termasuk rekaman CCTV dari pergerakan para tersangka, 15 di antaranya terbang ke Turki dari Arab Saudi menjelang pembunuhan, serta kesaksian saksi mata dari para pekerja Turki di konsulat yang diberikan cuti pada hari pembunuhan Jamal Khashoggi.
Khashoggi menghilang setelah pergi ke konsulat untuk mendapatkan surat-surat pernikahannya pada Oktober 2018. Beberapa pemerintah Barat, termasuk CIA, percaya Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah memerintahkan pembunuhan itu, meski tuduhan itu dibantah berulang kali oleh otoritas Saudi.
Pada bulan Desember, pengadilan Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada lima orang dan tiga lainnya divonis penjara karena pembunuhan tersebut, tetapi keluarga Khashoggi kemudian mengatakan mereka memaafkan para pembunuhnya, yang secara efektif membatalkan hukuman resmi menurut hukum Arab Saudi.
Seorang jaksa penuntut Arab Saudi mengatakan pada saat itu tidak ada bukti yang menghubungkan Qahtani dengan pembunuhan Jamal Khashoggi dan membatalkan dakwaan terhadap Asiri.