TEMPO.CO, Jakarta - Karyawan Konsulat Arab Saudi di Istanbul mengatakan kepada pengadilan Turki pada Jumat bahwa dia diminta menyalakan oven tandoor kurang dari setengah jam setelah Jamal Khashoggi memasuki gedung.
Zeki Demir, seorang teknisi lokal yang bekerja untuk Konsulat Saudi, memberikan bukti pada hari pertama persidangan in absentia 20 pejabat Saudi atas pembunuhan Khashoggi, seorang kritikus Mohammed bin Salman, yang kemudian memicu kemarahan global dan menodai citra putra mahkota.
Pengadilan Turki membuka sidang kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi pada Jumat, 3 Juli 2020. Sidang ini berfokus pada 20 pejabat Arab Saudi yang membantu pembunuhan tersebut.
Demir mengatakan ia telah dipanggil ke kediaman konsul setelah Khashoggi memasuki konsulat terdekat untuk mengurus dokumen pernikahan.
"Ada lima hingga enam orang di sana ... Mereka meminta saya untuk menyalakan tandoor (oven). Terlihat ada kepanikan di sana," kata Demir, dikutip dari Reuters, 4 Juli 2020.
Khashoggi menghilang setelah pergi ke konsulat untuk mendapatkan surat-surat pernikahannya pada Oktober 2018. Beberapa pemerintah Barat, termasuk CIA, percaya Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah memerintahkan pembunuhan itu, meski tuduhan itu dibantah berulang kali oleh otoritas Saudi.
Otoritas Turki mengusut teori yang menduga para pembunuh Khashoggi mungkin mencoba untuk membuang mayatnya dengan membakarnya setelah memutilasi mayat.
Wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi (lingkar merah), saat tiba di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Jurnalis pengkritik, Jamal Khashoggi, diduga tewas di dalam Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul Turki. Courtesy TRT World/Handout via Reuters
Surat dakwaan tersebut menuduh dua pejabat tinggi Saudi, mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi Jenderal Ahmed al-Asiri dan mantan penasihat dewan kerajaan Saud al-Qahtani, karena memimpin operasi pembunuhan berencana.
Pun dilaporkan 18 terdakwa lainnya diterbangkan ke Turki untuk membunuh Khashoggi, seorang jurnalis Washington Post yang kritis terhadap putra mahkota.
Para terdakwa diadili secara in absentia dan kemungkinan tidak akan pernah diserahkan oleh Arab Saudi. Arab Saudi telah menuduh Turki gagal bekerja sama dengan pengadilan terpisah di Riyadh yang sebagian besar dilakukan secara rahasia.
Pada bulan Desember, pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada lima orang dan tiga lainnya divonis penjara karena pembunuhan tersebut, tetapi keluarga Khashoggi kemudian mengatakan mereka memaafkan para pembunuhnya, yang secara efektif membatalkan hukuman resmi menurut hukum Arab Saudi.
Seorang jaksa penuntut Arab Saudi mengatakan pada saat itu tidak ada bukti yang menghubungkan Qahtani dengan pembunuhan Jamal Khashoggi dan membatalkan dakwaan terhadap Asiri.