TEMPO.CO, Jakarta - Vladimir Putin kembali memberi sinyal bahwa dirinya akan maju lagi sebagai calon Presiden Rusia pada 2024 nanti. Jumat kemarin, Ia mengklaim berhasilnya amandemen konstitusi Rusia sebagai bukti bahwa warga menginginkannya terus menjadi presiden hingga tahun 2036.
"People sepenuh hati merasakan apa yang ditawarkan oleh amandemen konstitusi dan apa yang dibutuhkan oleh Rusia. Secara umum, hasil pemilu menunjukkan kesatuan sikap perihal isu penting," ujar Putin sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 3 Juli 2020
Sebagaimana diberitakan Rabu kemarin, amandemen konstitusi Rusia disetujui oleh warga dengan perolehan suara 78 persen. Perolehan tersebut membuka jalan Putin untuk memperpanjang masa kepimimpinannya. Sebab, amandemen konstitusi mengulang durasi kepemimpinan tiap mantan presiden ke angka nol.
Jika Putin kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Rusia dan menang, pria berusia 67 tahun itu bisa memimpin lagi selama 12 tahun (dua kali masa periode). Periode kepemimpinan Putin saat ini akan berakhir di tahun 2024 dan ia bisa memperpanjangnya hingga 2036 dengan konstitusi yang baru.
Putin tak hanya memberi sinyal akan memperpanjang masa kepemimpinannya, tetapi juga menyempatkan diri untuk menyindir Amerika. Putin menyindir Kedutaan Besar Amerika di Moskow yang merayakan Pride Month, bulan yang menekankan inklusivitas serta dukungan terhadap komunitas LGBT.
"Mereka telah menunjukkan siapa yang bekerja di sana (Kedubes Amerika). Lupakan saja, yang terpenting posisi kita jelas," ujar Putin. Putin terkenal akan sikapnya yang menjauhi nilai-nilai Barat yang bebas dan taat terhadap nilai-nilai gereja ortodoks.
ISTMAN MP | REUTERS