TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Turki kecewa dengan keputusan Uni Eropa tidak memasukkannya ke dalam daftar negara-negara yang penduduknya boleh berkunjung ke Eropa. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy, menganggap keputusan Uni Eropa seperti tidak mengharga usaha Turki mengendalikan pandemi virus Corona (COVID-19).
"Usaha Turki untuk melakukan pembatasan sosial dan capaian-capaian selama pandemi Corona itu nyata adanya. Keputusan Uni Eropa seharusnya bersifat objektif dan menimbang kesuksesan sebuah negara," ujar Aksoy sebagaimana dikutip dari Anadolu, Kamis, 2 Juli 2020.
Diberitakan sebelumnya, Uni Eropa telah mengeluarkan daftar negara yang warganya boleh berkunjung ke Eropa. Uni Eropa menyebutnya sebagai The Safe List (Daftar Aman), negara-negara yang dianggap berhasil mengendalikan pandemi Corona sehingga kecil kemungkinan warganya membawa virus ke Eropa.
Beberapa negara yang masuk ke dalam Daftar Aman Uni Eropa itu adalah Kanada, Australia, Korea Selatan, Jepang, dan Morokko. Sementara itu, yang gagal masuk, beberapa di antaranya adalah Cina, Amerika, Brazil, dan Turki.
Walau kecewa dengan keputusan Uni Eropa, Aksoy memastikan bahwa pihaknya akan kooperatif. Informasi-informasi soal pandemi Corona di Turki akan terus dibagikan secara transparan untuk memastikan Turki bisa masuk ke pembaruan Daftar Aman.
"Kami mengharapkan kesalahan travel restriction untuk warga kami ini segera diperbaiki," ujar Aksoy.
Uni Eropa menyatakan bahwa Daftar Aman akan diperbarui secara berkala. Mereka menjanjikan daftar diupdate setiap dua pekan sekali dengan menimbang sirkulasi virus pada negara-negara yang mengajukan akses ke Eropa.
Turki, hingga berita ini ditulis, tercatat memiliki 201 ribu kasus, 5 ribu korban meninggal dan 175 ribu pasien sembuh dari virus Corona (COVID-19).
ISTMAN MP | ANADOLU