TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, memperingatkan Israel pada Rabu agar jangan menganeksasi Tepi Barat karena melanggar hukum internasional dan memperburuk hubungan dengan negara-negara Arab.
"Aneksasi akan melanggar hukum internasional," kata Johnson dalam sebuah opini untuk Yediot Aharonot, harian terlaris Israel, dikutip Reuters, 1 Juli 2020.
"Aneksasi akan membahayakan kemajuan yang telah dibuat Israel dalam meningkatkan hubungan dengan dunia Arab dan Muslim," tulis Johnson, menyerukan solusi yang memungkinkan keadilan dan keamanan bagi warga Israel dan Palestina.
Di bawah cetak biru perdamaian yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Januari, Israel mengatakan akan memperluas kedaulatannya pada permukiman Yahudi dan Lembah Yordan di Tepi Barat, hingga 30 persen dari wilayah tersebut. Netanyahu sebelumnya mengumumkan akan memulai proses aneksasi pada 1 Juli, yang kemungkinan adalah pemungutan suara terkait rencana tersebut di Parlemen Israel. Namun, tidak ada rapat yang digelar di Knesset (Parlemen Israel) pada 1 Juli.
Palestina, yang telah menolak proposal Trump, berusaha untuk mendirikan negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Israel merebut daerah-daerah itu dalam perang 1967 dan menarik tentara dan pemukim dari Gaza pada 2005.
Para pemimpin Palestina, PBB, negara-negara Eropa bersama negara-negara Arab, mengecam pencaplokan dan menganggap permukiman yang dibangun Israel di atas tanah yang diduduki adalah ilegal.
Israel membantah ini dengan mengutip dalil Alkitab, historis, dan kondisi politis di Tepi Barat.
Johnson, yang kakek buyut dari ibunya adalah seorang Yahudi kelahiran Moskow, mengatakan ia pernah bekerja di kibbutz Israel selama masa mudanya. Dalam opini tersebut, dia mengatakan dia telah menjadi "pembela Israel yang paling bersemangat".
"Ada cara lain," tulis Johnson pada kolom opini Yediot Aharonot, dikutip Jerusalem Post.
"Sementara saya memahami rasa frustrasi yang dirasakan oleh kedua belah pihak, adalah tugas kita untuk mengambil keuntungan dari energi saat ini untuk mengembalikan waktu lain ke meja perundingan dan mengupayakan solusi. Ini akan menuntut kompromi dari kedua belah pihak," kata Johnson.
"Saya tidak meremehkan tantangan yang ada di jalan untuk mencapai perdamaian abadi. Tapi saya masih percaya bahwa satu-satunya cara untuk mencapai keamanan sejati dan abadi bagi Israel, tanah air orang-orang Yahudi, adalah melalui solusi yang memungkinkan keadilan dan keamanan bagi Israel dan Palestina," tegas Johnson.
"Saya bangga dengan kontribusi Inggris terhadap pendirian Israel dengan Deklarasi Balfour pada tahun 1917. Tetapi itu akan tetap belum selesai sampai solusi ditemukan yang akan memberikan keadilan dan perdamaian abadi bagi Israel dan Palestina," ujar Johnson. "Satu-satunya cara untuk mencapai ini adalah agar kedua belah pihak kembali ke meja perundingan. Ini harus menjadi tujuan kita. Aneksasi hanya akan menjauhkan kita dari itu."
Boris Johnson menekankan bahwa Inggris adalah salah satu dari sedikit negara anggota PBB yang mendukung dan membela Israel dari kritik yang tidak adil dan tidak proporsional.