TEMPO.CO, London - Perdana Menteri India, Narendra Modi, memperingatkan warga agar tidak melanggar peraturan untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Modi berencana memperpanjang skema keamanan sosial hingga November 2020.
Beberapa kota di India bersiap untuk memperpanjang lockdown untuk memerangi penyebaran infeksi mengingat kasus baru Covid-19 setiap hari di negara itu tetap mendekati 20.000 kasus.
"Sejak pelonggaran lockdown di negara itu, kelalaian dalam perilaku individu dan sosial telah meningkat," kata Perdana Menteri Narendra Modi dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dilansir Reuters pada Selasa, 30 Juni 2020.
Dia menambahkan warga mengabaikan pedoman menjaga jarak sosial dan mencuci tangan.
Modi juga mengumumkan perpanjangan skema penyediaan makanan gratis untuk 800 juta orang dengan biaya sekitar $12 miliar atau sekitar Rp174 triliun.
Partai Kongres, yang merupakan oposisi dan dipimpin Rahul Gandhi, mengatakan langkah-langkah itu tidak memadai.
Dia menganjurkan transfer tunai langsung kepada rakyat miskin di negara itu.
India memasuki apa yang disebut Modi "Unlock 2.0" pada Rabu pekan ini. Ini berarti sejumlah pelonggaran atas aturan pembatasan sebelumnya.
Namun, sekolah, bioskop, pusat kebugaran dan bar masih akan tetap ditutup.
Tetapi beberapa negara bagian telah memberlakukan lockdown sendiri di kota-kota dengan wabah yang signifikan.
Otoritas negara bagian Assam di timur laut memerintahkan pengetatan ketat selama dua minggu di kota utama Guwahati untuk menangani virus corona.
"Kami menyaksikan lonjakan infeksi lokal Covid-19," kata menteri Kesehatan negara itu, Himanta Biswa Sarma, kepada Reuters. "Ada sekitar 175 kasus positif yang dilaporkan pada Senin hanya di Guwahati, yang merupakan masalah serius."
ADITYO NUGROHO