TEMPO.CO, London -- Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, berjanji akan mengangkat ekonomi Inggris dari krisis yang disebabkan virus Corona atau Covid-19 dengan mempercepat pembangunan infrastruktur dan memangkas aturan industri properti.
Seiring upaya Inggris keluar dari lockdown, Johnson ingin membalas kritik atas penanganan pandemi Covid-19 pemerintahnya dengan rencana pembangunan untuk memperbaiki kerusakan ekonomi dan membangun kembali negara.
"Kita tidak bisa terus hanya menjadi tawanan krisis," kata Johnson seperti dilansir Reuters pada Selasa, 30 Juni 2020.
Namun demikian, dengan dorongan untuk "membangun, membangun, membangun", Johnson mengumumkan rencana untuk mempercepat belanja infrastruktur pemerintah dan memangkas birokrasi terkait properti sektor swasta lebih cepat.
“Kami akan membangun rumah sakit, membangun sekolah, perguruan tinggi. Tetapi kami juga akan membangun kembali yang lebih hijau dan membangun Inggris yang lebih indah,” kata dia.
Pengeluaran pertama pada Selasa sebesar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 86 triliun. Ini berjumlah sekitar 5% dari investasi sektor publik bruto tahun lalu.
Sebagian besar sudah diumumkan dan pemerintah ingin membelanjakan ini lebih cepat dari yang direncanakan.
"Itu tidak cukup," kata Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer. "Perdana menteri menjanjikan kesepakatan baru - tidak banyak yang baru dan tidak ada banyak kesepakatan."
Kate Forbes, menteri Keuangan untuk pemerintah Skotlandia, mengatakan stimulus keuangan pemerintah Inggris berada di bawah respon negara-negara seperti Jerman. Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, akan mengumumkan rincian lebih lanjut minggu depan.
ADITYO NUGROHO