TEMPO.CO, Ohio - Ketika Misty Laska membuka pizza pesanannya di rumah, hal pertama yang menjadi perhatiannya adalah pizzanya belum diiris.
Dia dan suami juga melihat potongan pepperoni telah disusun berbentuk simbol swastika.
Ketika mereka menyadari ini, pasangan dari Middleburg Heights, Ohio, Amerika Serikat, itu mengaku hanya terdiam.
“Mereka mengunggah foto pizza itu di media sosial, yang dibeli dari gerai pizza Little Caesars,” begitu dilansir Reuters pada 29 Juni 2020.
Pasangan itu mencoba mengembalikan pizza ini tetapi tidak mendapat tanggapan saat mereka memanggil pelayan toko, yang terlihat telah tutup.
Baca Juga:
Little Caesars, yang merupakan waralaba pizza terbesar ketiga di dunia, menghubungi mereka pada hari berikutnya untuk meminta maaf.
"Kami tidak memiliki toleransi terhadap rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun, dan karyawan toko waralaba ini segera diberhentikan," kata manajemen Little Caesars menanggapi insiden ini. "Perilaku ini sepenuhnya bertentangan dengan nilai-nilai kami."
Laska mengatakan Little Caesars telah memberitahunya bahwa ada karyawan mereka yang telah mengaku membuat pizza itu sebagai lelucon.
Pizza itu seharusnya tidak dijual. Suaminya, Jason, membeli pizza ini, yang sudah disiapkan, tepat sebelum jam tutup operasi gerai itu.
Dia mengatakan bahwa dia merasa tindakan memecat karyawan bukanlah langkah yang memuaskan mengingat 'kejamnya lelucon' itu. Tetapi, dia merasa tidak yakin tindakan apa yang dia dan Jason bisa lakukan soal ini.
"Kebencian semacam ini menyebar dan tidak dianggap serius adalah alasan mengapa dunia menjadi sangat terpecah," tambahnya soal insiden pizza ini. “Dalam situasi saat ini, gerakan seperti itu benar-benar tidak dapat diterima. Saya harap keduanya bertanggung jawab mendapat pelajaran berharga. Sebarkan cinta, bukan benci.”
ADITYO NUGROHO