TEMPO.CO, Jakarta - Lee Hsien Yang, adik laki-laki Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong tidak tertarik untuk mencalonkan diri dalam pemilu 10 Juli mendatang. Yang mengatakan Singapura tidak membutuhkan Lee lagi.
Yang pada akhir pekan lalu bergabung dengan Partai Kemajuan Singapura, yakni sebuah partai oposisi di Singapura. Yang adalah putra kedua mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew yang juga mendapat julukan bapak pendiri Singapura.
“Saya sudah memilih untuk tidak mencalonkan diri dalam jabatan politik karena saya yakin masyarakat Singapura tidak membutuhkan Lee yang lain (Pemimpin lain dari keterunan Lee Kuan Yew),” kata Yang, seperti dikutip dari reuters.com.
Lee Hsien Yang (kiri) merupakan adik dari PM Singpura, Lee Hsien Loong (kanan). Facebook/Asia Times
Yang dalam beberapa pekan terakhir telah mengkritisi Pemerintah Singapura yang di bawah kepemimpinan abangnya, termasuk keputusan untuk menggelar pemilu di tengah pandemik virus corona. Akan tetapi, kemunculan Yang dianggap masih belum kuat untuk membuat partainya meraih kekuasaan.
“Akan menjadi hal yang paling alami bagi saya masuk ke dunia politik. Akan tetapi, kepemimpinan di Singapura perlu lebih dari satu keluarga atau satu orang,” kata Yang dalam unggahannya di Facebook.
Yang sebelumnya terlihat bersama anggota Partai Kemajuan Singapura di dekat kantor pusat pencalonan. Ketua PSP Tan Cheng Bock pada Selasa, 30 Juni 2020, mengatakan Yang tidak mau masyarakat Singapura berfikir sengketa keluarganya telah menjadi motivasinya masuk dunia politik.
Ayah Yang memegang kekuasaan Singapura selama 60 tahun dan meninggal pada 2015 silam. Yang dan Perdana Menteri Loong silang pendapat terkait rumah keluarga peninggalan ayah mereka. Yang ingin rumah itu dihancurkan sesuai wasiat mendiang ayah mereka yang tak mau dikultuskan, sedangkan Loong ingin mempertahankan rumah tersebut dengan menjadikannya museum.
Perdana Menteri Loong, 68 tahun, tak mau berkomentar soal sikap politik adiknya itu. Dia meyakinkan pemilu tahun ini bukan soal sengketa keluarga.
Yang, 62 tahun, selama ini adalah seorang pengusaha yang jarang sekali muncul ke publik sebelum ayahnya meninggal. Dia mendapat sorotan publik saat perselisihan dengan abangnya menyeruak ke publik.