TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Maroko menolak laporan lembaga Amensty yang menyebut pemerintah negara itu telah memata-matai Omar Radi, wartawan Maroko yang dikenal kritis. Amnesty menyebut Maroko menggunakan teknologi buatan Israel dalam tindakan mata-mata tersebut.
Amnesty dalam laporannya menyebut sudah memeriksa ponsel Radi dan menduga otoritas sudah menyadapnya menggunakan spyware yang dikembangkan oleh perusahaan keamanan siber NSO Group.
Omar Radi, wartawan asal Maroko. Sumber: Twitter/middleeastmonitor.com
Situs middleeastmonitor.com mewartakan otoritas Maroko dalam pernyataan mengatakan Amnesty tidak menghubungi mereka. Laporan Amnesty diduga untuk melayani persaingan bisnis di pasar intelijen.
“Kami meminta Amnesty memberikan bukti atas tuduhan yang disebutkan agar langkah-langkah penting bisa diambil demi mempertahankan hak-hak warga negara,” demikian keterangan otoritas Maroko.
Radi dikenal pengkritik catatan HAM di Maroko. Pada Kamis, 25 Juni 2020, dia diinterograsi oleh polisi untuk membuktikan dugaan jaksa penuntut umum yang curiga dia menerima uang dari intelijen asing. Radi bungkam dalam interograsi itu, di mana Radi menggambarkan tuduhan yang diarahkan padanya konyol.
Sebelumnya pada Maret 2020, Radi dijatuhi hukuman empat bulan penjara atas tuduhan menghina seorang hakim Maroko di Twitter. Hukuman penjara itu ditangguhkan.