TEMPO.CO, London - Polisi di sejumlah negara di Eropa berupaya menertibkan sejumlah pesta ilegal yang digelar sekelompok remaja seiring relaksasi kebijakan karantina wilayah atau lockdown Covid-19.
Polisi merasa khawatir berkumpulnya ratusan hingga ribuan orang di satu lokasi untuk berpesta dapat memicu terus terjadinya penyebaran Covid-19.
"Kami melihat banyak orang yang benar-benar mencemooh protokol kesehatan, tampaknya tidak peduli sama sekali tentang kesehatan mereka sendiri atau keluarga mereka, ingin mengadakan pesta besar," kata Kepala Polisi London, Cressida Dick, seperti dilansir Reuters, Jumat, 26 Juni 2020.
Dick mengatakan polisi berupaya membubarkan pesta ilegal itu meski terkadang tidak mudah. Rabu lalu, misalnya, upaya pembubaran di sejumlah tempat mendapat perlawanan sengit.
Bentrokan pun terjadi. Total sebanyak 22 polisi terluka akibat diserang dengan botol oleh pengunjung pesta.
"Sulit sekali, beberapa orang terlalu banyak minum, beberapa orang hanya marah dan agresif dan ada juga yang benar-benar kejam," ucap dia.
Lain di London, lain pula di Portugal. Di sini ribuan orang berkumpul di kota Porto dan Braga selama akhir pekan untuk berpesta di musim panas.
Bersamaan dengan itu beredar ajakan di media sosial untuk menghadiri pesta di salah satu pantai. “Mari berkumpul dan berbagi cinta, emosi, dan musik," begitu isi pesan yang beredar.
Sementara itu di Berlin, Jerman, ratusan orang berkumpul di Hasenheide Park dalam beberapa pekan terakhir untuk menari di malam hari. "Saya pikir orang hanya ingin bersosialisasi," kata DJ Elias Doré.
Di lokasi berbeda, enam petugas polisi dilempari botol oleh peserta pesta, yang dihadiri sekitar 500 orang di Taman Gleisdreieck, Berlin akhir pekan lalu. Warga menolak polisi membubarkan pestanya.
Sedangkan di Prancis, polisi bentrok dengan pengunjung festival di Paris dan Nantes ketika tamu pesat merayakan “Fete de la Musique” tahunan pada Ahad pekan lalu.
Adapun di Manchester pada akhir pekan lalu, sebuah pesta yang dihadiri sekitar 2 ribu orang berubah menjadi kericuhan. Video yang beredar di media sosial menunjukkan tiga pria dan seorang wanita memegang senjata tajam dan ada laporan tentang dua pria ditusuk.