TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Rabu menggandakan hadiah untuk menangkap pemimpin ISIS menjadi USD 10 juta atau sekitar Rp 142,5 miliar, yang diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Sebelumnya AS menawarkan USD 5 juta (Rp 71 miliar) untuk Amir Mohammed Abdul Rahman Al-Mawli sebelum ia disebut-sebut sebagai penerus Abu Bakar Al-Baghdadi, yang dibunuh oleh pasukan komando AS dalam serangan Oktober di Suriah.
Menurut Arab News, 24 Juni 2020, Al-Mawli lahir pada tahun 1976 dan merupakan seorang sarjana hukum Islam yang mengeluarkan fatwa untuk membenarkan genosida terhadap minoritas Yazidi.
Para ekstremis ISIS membunuh ribuan Yazidi, yang mempraktikkan agama kuno, atau menculik dan memperbudak ribuan perempuan Yazidi saat ISIS memporak-porandakan Timur Tengah.
Program imbalan antiterorisme yang dibuat oleh Departemen Luar Negeri AS yang dikenal Rewards for Justice, menyebut Al-Mawla yang juga dikenal sebagai Hajji Abdallah, sebagai pemimpin ISIS.
"Al-Mawla menjadi pemimpin ISIS setelah kematian mantan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi selama operasi militer AS pada Oktober 2019," tulis situs web Rewards for Justice.
Al-Mawli lahir di kota Mosul, Irak, dari keluarga Turkmenistan, menjadikannya salah satu dari sedikit orang non-Arab yang naik pangkat ke jajaran pemimpin ISIS.
Benteng ISIS telah dihancurkan tetapi militan ISIS menebar teror dengan gerilya dan afiliasi mereka, termasuk teror di Afganistan dan Afrika Barat.