TEMPO.CO, Teheran - Direktur Non-Proliferasi dan Program Kebijakan Nuklir di International Institute for Strategic Studies, Michael Ellemna, mengatakan militer Iran memiliki tujuan strategis dengan membangun fasilitas rahasia produksi serbuk aluminium.
“Memproduksi serbuk aluminium untuk bahan bakar rudal memberi Iran kontrol yang lebih besar untuk rantai pasokan dan kualitasnya,” kata Elleman seperti dilansir Reuters pada Rabu, 24 Juni 2020.
Produksi aluminium itu dilakukan oleh perusahaan bernama Iran Alumina Company, yang pabriknya berlokasi di dekat Kota Jajarm.
Iran Alumina merupakan anak perusahaan dari perusahaan tambang milik pemerintah Iran yaitu Iranian Mines dan Mining Industries Development and Renovation Organisastion.
Bauksit diproses menjadi alumina, yang digunakan untuk memproses logam aluminium.
Logam ini lalu menjadi bahan baku untuk memproduksi serbuk itu.
Serbuk aluminium digunakan dalam beragam produk seperti cat, elektronik hingga panel surya dan kembang api.
Karena bersifat eksplosif, serbuk aluminium menjadi bahan bakar untuk peluncuran rudal.
Saat serbuk ini dicampur dengan oksigen, maka energi berjumlah besar muncul.
Soal produksi serbuk aluminium ini, pemerintah Inggris menanggapi secara umum.
“Kami merasa prihatin dengan program rudal balistik Iran, yang mengganggu stabilitas wilayah dan mengancam keamanan wilayah,” begitu pernyataan dari pemerintah Inggris.
PBB telah mengeluarkan larangan untuk meredam program rudal dan nuklir Iran.
Misalnya, DK PBB pada 20 Juni 2010 mengeluarkan resolusi 1929, yang melarang negara lain mendukung secara teknis dan teknologi pembuatan rudal kepada Iran.
Pada 2010, otoritas Singapura mencegat pengiriman 302 drum serbuk aluminium, yang akan dikirim dari Iran dan berasal dari Cina.