TEMPO.CO, Jakarta - Amerika mengancam akan mengisolir Cina dan Rusia di pertemuan Dewan Keamanan PBB. Hal itu berkaitan dengan langkah keduanya mencoba menghalangi perpanjangan larangan transaksi senjata di Iran.
Amerika berencana akan membawa isu tersebut ke pertemuan Dewan Keamanan PBB. Menurut Amerika, sikap perihal perpanjangan harus segera ditentukan karena larangan dagang senjata Iran hampir usai.
"Rusia dan Cina sudah 'diasingkan' dalam pertemuan International Atomic Energy Agency pekan lalu. Mereka bisa didiamkan lagi apabila terus mendukung rencana dystopia Iran," ujar utusan Amerika untuk Iran, Brian Hook, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu, 24 Juni 2020.
Larangan transaksi senjata untuk Iran sudah berlangsung selama kurang lebih 13 tahun. Pada Oktober nanti, masa larangan tersebut akan habis kecuali Amerika berhasil mendorong perpanjangan larangan.
Dari sekian banyak anggota PBB, Cina dan Rusia aktif menolak rencana perpanjangan tersebut. Hal tersebut mengingat keduanya adalah sekutu Iran.
Pertemuan Dewan Keamanan PBB adalah momen di mana Cina dan Rusia bisa menghalangi rencana Amerika. Sebab, mereka memiliki hak veto. Untuk mengegolkan perpanjangan larangan transaksi senjata, Amerika harus berhasil mengumpulkan minimal 9 suara (dari 15 anggota DK PBB) dan tak ada veto dari Cina, Rusia, Inggris, dan Prancis.
Pemerintah Iran telah meminta Rusia dan Cina untuk sebisa mungkin menghalangi Amerika. Menurut mereka, berhentinya larangan transaksi dagang senjata akan mempermudah langkah Iran untuk memperkuat pertahanannya.
Hook mengaku sudah mengantisipasi langkah Rusia dan Cina pada Dewan Keamanan PBB. Ia optimistis draft resolusi yang ia siapkan akan mampu menyakinkan 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk mendukung perpanjangan embargo terhadap Iran.
"Perpanjangan embargo adalah hal yang benar dan penting dilakukan...Hal itu memang tidak akan mencegah penguatan pertahanan Iran. Tetapi, larangan impor dan ekspor akan membatasi langkah Iran," ujar Hook menegaskan.
Menanggapi rencana Amerika, Presiden Iran Hassan Rouhani berkata bahwa pihaknya bersedia untuk bernegosiasi dengan negeri Paman Sam itu. Namun, dengan syarat, Amerika meminta maaf telah keluar dari kesepakatan Nuklir dan memberikan kompensasi ke Iran.
Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, mengapresiasi tawaran Iran. Walau begitu, ia ogah memberikan kompensasi ke Iran. "Syarat yang mengindikasikan kami harus memberikan uang ke Iran itu tidak masuk akal," ujar Pompeo mengakhiri.
ISTMAN MP | REUTERS