TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik klub malam di Ibu Kota Barcelona, Spanyol, pada Selasa, 23 Juni 2020, mengecam keputusan pemerintah daerah yang masih melarang pengunjung klub malam berjoget.
“Kami ingin menari,” kata beberapa pemilik klub malam menanggapi aturan yang diterbitkan oleh negara bagian Katalonia.
Ilustrasi klub malam. youtube.com
Spanyol telah melonggarkan aturan pembatasan gerak yang diberlakukan untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Pada akhir pekan lalu, Spanyol juga telah mencabut larangan menari di diskotik dan klub-klub malam.
Akan tetapi, pada Senin, 22 Juni 2020, keputusan berjoget di klub malam ditarik kembali oleh beberapa otoritas dengan mengatakan tidak boleh ada orang menari di tempat hiburan klub malam. Kalau perlu, di lantai dansa itu diletakkan meja dan kursi.
Sedangkan lantai dansa di hotel-hotel dan restoran boleh dibuka, namun mereka yang boleh menari di sana hanya kelompok orang yang sudah sering kontak dan sering bersama-sama.
Para pengguna media sosial menerima keputusan tersebut, namun para pemilik hiburan malam kecewa dan sangat berharap mereka bisa diberi kesempatan untuk beroperasi kembali.
“Mereka melarang kami membuka fasilitas berjoget, padahal menari adalah hal yang paling kami sukai. Klub malam tanpa joget - itu seperti opera tanpa musik atau restoran tanpa makanan,” kata Mas Ramon, Kepala Asosiasi Diskotik di Barcelona, seperti dikutip dari english.alarabiya.net.
Ramon pun mengatakan klub-klub malam di Barcelona memilih untuk tidak beroperasi sama sekali jika mereka tidak diperbolehkan membuka lantai dansa bagi para pengunjung. Protes juga disampaikan Joaquim Boadas, kepala organisasi Spain Night Life. Dia mengatakan larangan ini akan hanya menguntungkan klub-klub ilegal. Dia berargumen orang-orang bisa menari menggunakan topeng.
Di Spanyol, virus corona telah menewaskan lebih dari 28.300 orang. Jumlah itu salah satu yang tertinggi di Eropa.