TEMPO.CO, Jakarta - Zhang Zhan, mantan pengacara dan jurnalisme warga yang melaporkan wabah virus corona di Cina resmi ditahan atas tuduhan telah membuat gangguan masyarakat. Zhang, 37 tahun, warga Cina, ditahan di Shanghai dan penahanan ini dikonfirmasi oleh ayahnya.
Keluarga Zhang mendapat pemberitahuan soal penahanan ini pada Jumat, 19 Juni 2020, atas tuduhan melakukan pertengkaran dan memprovokasi masalah. Tuduhan itu beberapa kali digunakan oleh otoritas untuk menahan para pembangkang di Cina. Penangkapan terhadap Zhang disetujui oleh jaksa penuntut umum di distrik Pudong, Shanghai.
“Saya sangat khawatir dengan kesehatannya dan kondisi ruang tahanan. Ibunya sangat kecewa dengan penahanan ini. Kami tak punya uang atau koneksi untuk mengeluarkannya (dari tahanan). Kami sungguh dalam sebuah kondisi yang tak berdaya,” kata ayah Zhang, 63 tahun, seperti dikutip dari asiaone.com.
Zhang yang tinggal di Shanghai pergi ke Kota Wuhan, wilayah pertama penyebaran virus corona pada akhir 2019 – awal Februari. Zhang lalu melakukan live-streaming untuk mengabarkan apa yang dia lihat di Kota Wuhan dan mengunggahnya ke Twitter, YouTube dan media sosial lainnya. Twitter dan YouTube diblok di Cina.
Zhang juga menulis sebuah artikel yang mengkritisi respon otoritas terkait wabah virus corona di Wuhan dengan mengatakan pemerintah telah memberlakukan kebijakan yang melanggar HAM. Zhang juga mempertanyakan apakah otoritas telah menutup-nutupi betapa buruknya wabah virus corona ini dan menyinggung sensor pada media-media besar.
Ayah Zhang mengaku sangat resah ketika putrinya memutuskan menjadi jurnalisme warga dan pesimis apakah yang dilakukan putrinya bisa menciptakan perubahan.
“Itu seperti menghancurkan telur dengan batu,” kata ayah Zhang, yang tak mau menyebut nama lengkapnya.
Sebelumnya tiga jurnalisme warga diduga hilang di Kota Wuhan. Dua dari tiga jurnalisme warga itu adalah Li Zehua atau yang dikenal dengan nama Kcriss Li, Chen Qiushi dan Fang Bin.
Setelah menghilang hampir dua bulan, Li muncul ke media sosial pada akhir April 2020. Li mengatakan dia hilang karena ditahan di sebuah pusat karantina di Kota Wuhan, lalu di kirim ke sebuah fasilitas isolasi di kampung halamannya. Sedangkan Chen Qiushi dan Fang Bin masih belum diketahui keberadaannya.