TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara Uni Eropa berencana melarang pelancong dari Amerika Serikat karena gagal mengendalikan pandemi virus corona (Covid-19) ketika Eropa sedang membuka kembali perekonomian mereka pasca-lockdown.
New York Times melaporkan rencana ini pada Selasa dengan mengutip daftar rancangan pelancong yang dapat diterima masuk Eropa, dikutip dari Reuters, 24 Juni 2020.
Amerika Serikat, yang memiliki kasus virus corona terbanyak di dunia dan mengalami lonjakan infeksi baru, akan berada dalam kategori yang sama dengan Brasil dan Rusia, menurut The New York Times yang mengutip proposal tersebut.
Belum ada komentar dari Gedung Putih terkait rencana larangan kunjungan ini.
Seorang diplomat Uni Eropa mengatakan Komisi Eksekutif Uni Eropa telah mengusulkan tiga kriteria untuk mengizinkan pelancong dari negara lain, termasuk situasi epidemiologis negara itu, tetapi negara-negara anggota UE harus menentukan seperti apa pengukuran dan ambang batas yang relevan.
"Tidak ada daftar (negara), hanya daftar kriteria," kata diplomat UE lainnya.
Diplomat kedua mengatakan negara-negara anggota sedang mempertimbangkan untuk menggunakan tingkat infeksi suatu negara per 100.000 orang untuk memutuskan apakah akan mengizinkan pendatang, tetapi belum sepakat pada indikator ambang batas untuk menetapkan kriteria ini. Ambang batas juga perlu memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan data ini, seperti kapasitas pengujian Covid-19 suatu negara.
Awal bulan ini, Komisi Eropa merekomendasikan agar blok tersebut secara bertahap membuka kembali perbatasannya untuk pelancong non-UE mulai Juli dan menggunakan tiga kriteria untuk memutuskan negara mana yang mengizinkan pengunjung, yakni negara-negara tersebut harus memiliki kasus Covid-19 di bawah kendali rata-rata kasus yang dimiliki UE, memiliki langkah-langkah pengendalian selama perjalanan, dan bersedia untuk membiarkan pengunjung dari UE masuk ke negara tersebut.
Negara-negara Uni Eropa akan membahas kriteria pada hari Rabu, meskipun tidak ada jaminan bahwa keputusan akan tercapai saat itu.
Pada bulan Maret, ketika kasus Covid-19 meningkat di Eropa, Trump melarang sebagian besar warga negara Uni Eropa memasuki Amerika Serikat dalam upaya untuk mengekang wabah di sana, yang membuat marah para pejabat Uni Eropa.