Surat kabar itu mengatakan pada Ahad bahwa pihaknya sedang menyelidiki iklan satu halaman penuh, yang disebut editornya "mengerikan" dari sebuah kelompok agama yang meramalkan serangan teroris di Nashville bulan depan.
Iklan berbayar yang muncul dalam edisi The Tennessean hari Minggu mengimbau "warga Nashville" dan memperingatkan bahwa serangan itu akan terjadi pada 18 Juli 2020, dikutip dari CBS, 22 Juni 2020.
Iklan dari grup Future For America mengklaim Alkitab meramalkan Donald Trump sebagai presiden terakhir Amerika Serikat dan menampilkan foto Trump dan Paus Fransiskus. Iklan yang dipasang juga mengklaim bahwa perangkat nuklir akan diledakkan di Nashville dan serangan itu akan dilakukan oleh umat Islam yang tidak disebutkan secara spesifik.
Kelompok ini juga memasang iklan satu halaman penuh dalam edisi cetak surat kabar hari Rabu yang menyatakan niatnya untuk memperingatkan penduduk Nashville tentang peristiwa bulan depan.
This morning, the Nashville @Tennessean — the largest newspaper in the state — published a full-page ad from a far-right client warning “Islam is going to detonate a nuclear device in Nashville, Tennessee.” It’s accompanied by photos of Donald Trump and Pope Francis. pic.twitter.com/9vvUbteSIh
— Alex Martin Smith (@asmiff) June 21, 2020
Iklan tanpa judul delapan paragraf tersebut membentang satu halaman surat kabar, membahas Presiden Rusia Vladimir Putin, Partai Demokrat dan 11 September. Dengan dalih ramalan Alkitab, kelompok itu mengklaim kepresidenan Trump adalah bagian dari ramalan, memperingatkan akan ada perang saudara lain, dan mengatakan bahwa Islam akan meledakkan perangkat nuklir di Nashville.
Dikutip dari New York Times, Erik Bacharach, reporter olahraga untuk The Tennessean, mengatakan iklan itu juga muncul di koran pada Rabu.
"Ini sangat tidak bertanggung jawab," katanya di Twitter. "Saya tidak tahu bagaimana hal seperti ini disetujui. Saya tidak punya pikiran buruk tentang proses periklanan, tetapi itu benar-benar tidak dapat diterima. Rekan-rekan saya dan saya menunggu kejelasan."
Juru bicara Council on American-Islamic Relations (CAIR), Ibrahim Hooper, mengatakan pada Ahad lembaganya menghargai iklan Islamofobia telah ditarik dan penyelidikan telah dimulai. "Kami akan mendesak The Tennessean untuk menerapkan kebijakan yang diperbarui dan pelatihan staf untuk memastikan bahwa insiden ujaran kebencian semacam ini tidak terjadi di masa depan. CAIR bersedia menawarkan pelatihan itu," kata Ibrahim.
Belum diketahui berapa kelompok Future For America membayar untuk iklan tersebut, menurut New York Post.
Dalam sebuah artikel di situs webnya Minggu sore, The Tennessean mengatakan iklan itu melanggar standar lama surat kabar yang melarang ujaran kebencian.
Wakil Presiden dan Editor The Tennessean, Michael A. Anastasi, mengatakan departemen berita dan penjualan surat kabar itu beroperasi secara independen.
"Jelas ada gangguan dalam proses normal, yang membutuhkan pengawasan cermat terhadap konten iklan kami," kata Anastasi.
"Iklan itu mengerikan dan sama sekali tidak dapat dipertahankan dalam segala keadaan. Itu salah, titik, dan seharusnya tidak pernah dipublikasikan," katanya. "Iklan itu telah melukai anggota komunitas kita dan karyawan kita sendiri, dan itu membuat saya sedih. Itu tidak konsisten dengan semua nilai yang dipertahankan The Tennessean."
Eksekutif penjualan The Tennessean memerintahkan iklan untuk dihapus dari edisi mendatang, kata surat kabar itu.
Gannett, pemilik The Tennessean, sedang menyelidiki iklan ini sebelum mengambil langkah selanjutnya, kata Kevin Gentzel, kepala petugas pendapatan surat kabar The Tennessean.