TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa dan Cina dijadwalkan melakukan pertemuan pada hari ini via video conference. Dikutip dari Reuters, pertemuan tersebut untuk memperbaiki hubungan Cina dan Uni Eropa.
Dari sisi Uni Eropa, figur yang akan tampil di pertemuan tersebut adalah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen serta Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Sementara itu, dari sisi Cina, figur yang akan hadir adalah Perdana Menteri Li Keqiang dan Presiden Xi Jinping.
"Kami siap bekerjasama dengan Cina. Walau begitu, kami juga berharap Cina mau melakukan tanggung jawabnya sebagai negara dengan perekonomian terbesar. Pandemi Corona menimbulkan sejumlah kekhawatiran," ujar Uni Eropa sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin, 22 Juni 2020.
Diberitakan sebelumnya, hubungan Uni Eropa dan Cina memanas selama pandemi virus Corona (COVID-19). Salah satu penyebabnya, karena Uni Eropa menganggap Cina menyebarkan berita bohong soal penanganan virus Corona di Eropa. Lewat media sosial, kata laporan Uni Eropa, Cina menyebarkan hoax bahwa negara-negara Eropa menelantarkan pasien Corona. Cina telah membantah hal tersebut.
Selain soal berita bohong, Uni Eropa juga mendorong adanya investigasi asal usul virus Corona berikut penanganannya. Cina memandang hal itu sebagai upaya untuk memojokkan mereka.
Di luar isu Corona, Uni Eropa dan Cina juga kerap berdebat perihal hal-hal lain. Otonomi Hong Kong adalah contohnya. Uni Eropa khawatir dengan penerapan UU Keamanan Nasional Hong Kong yang diyakini akan membungkam kebebasan berpendapat warga setempat.
Cina mengkritik keras sikap Uni Eropa terkait masalah Hong Kong. Menurut mereka, Hong Kong adalah masalah internal Cina dan tak sepatutnya negara-negara lain ikut campur, tak terkecuali negara Eropa.
ISTMAN MP | REUTERS