TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penasihat keamanan Amerika Serikat, John Bolton, mengecam kepresidenan Donald Trump karena merusak Amerika Serikat dan berharap Trump hanya menjabat satu periode.
"Saya berharap (sejarah) akan mengingatnya sebagai presiden satu periode yang tidak menjerumuskan negara ke dalam spiral yang entah dari mana berasal. Kita bisa bersitahan dalam satu masa jabatan, saya sangat yakin, bahkan bukanlah keajaiban jika seorang Republikan konservatif terpilih pada bulan November. Dua periode, saya mengkhawatirkan itu," kata John Bolton dalam wawancara dengan Martha Raddatz di ABC News yang ditayangkan 21 Juni 2020.
Buku John Bolton, The Room Where It Happened, yang berisi pengalamannya selama menjabat penasihat keamanan nasional Trump, mengungkapkan bagaimana kebijakan negara bercampur aduk dengan kepentingan pribadi.
Gedung Putih telah berupaya mencegah agar buku John Bolton tidak diterbitkan luas, meski naskah buku sudah di tangah organisasi media.
Sejak beberapa bagian buku itu dibocorkan pada 23 Juni, Bolton dicerca kritik dari kubu Trump dan sekutunya karena mengkhianati kepercayaannya, dan dari para pengkritik Trump karena baru keluar melawan presiden sekarang ketika dia menolak untuk bersaksi sebelum sidang pemakzulan Trump. Bolton dikecam oposisi Trump karena tetap diam ketika Trump diadili di Senat.
Selama wawancara, Bolton meramalkan respons Trump terhadapnya seperti gunung berapi."Ini khas pemerintahan Trump bahwa ketika dihadapkan dengan kritik, mereka tidak berurusan dengan substansi kritik, mereka menyerang orang, yang saya duga sepenuhnya dan tidak mengejutkan saya," kata Bolton.
Trump sendiri telah mengecam Bolton sebagai orang "gila" dan "pembohong", sambil menuduhnya mengungkapkan informasi rahasia dan menyerangnya secara pribadi. "Semua orang di Gedung Putih membenci John Bolton," kata Trump setelah pengungkapan buku.
Komentar-komentar itu bertentangan dengan apa yang dikatakan Trump beberapa bulan lalu setelah Bolton meninggalkan pemerintahan, mengatakan kepada wartawan pada bulan November, "Saya suka John Bolton. Saya selalu akrab dengannya."
Trump memecat John Bolton, seorang garis keras dalam kebijakan luar negeri, September lalu setelah 17 bulan menjabat sebagai penasihat keamanan nasional.