TEMPO.CO, Paris – Demonstran berkumpul di Ibu Kota Paris, Prancis, untuk memprotes rasisme dan tindak kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam dan etnis minoritas.
Ratusan orang berkumpul di lapangan Place de la Republique pada pada Sabtu, 20 Juni 2020.
“Salah satu demonstran membawa plakat bertuliskan ‘Justice for Ibo’,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 20 Juni 2020.
Isi pesan itu mengacu kepada kasus tewasnya seorang pria kulit hitam bernama Ibrahima Bah akibat operasi polisi.
Aksi demonstrasi menolak rasisme dan tindakan brutal polisi merebak di sejumlah negara dari Amerika Serikat, Eropa, Asia hingga Australia. Ini memunculkan gerakan demonstrasi Black Lives Matter.
Ini terjadi setelah seorang pria kulit hitam bernama George Floyd, 46 tahun, tewas setelah ditangkap seorang polisi kulit putih di Minneapolis, Amerika Serikat, pada 25 Mei 2020 seperti dilansir CNN.
Polisi bernama Derek Chauvin menangkap Floyd setelah ada laporan dari petugas mart bahwa Floyd membeli rokok dengan menggunakan uang palsu.
Chauvin, yang menangkap Floyd di mobilnya sempat menindih leher belakang pria kulit hitam ini selama nyaris sembilan menit di atas aspal jalanan.
Ini membuat George Floyd berkata berulang kali bahwa dia tidak bisa bernapas. Seorang pejalan kaki merekam tindakan Chauvin ini dan menggunggahnya di sosial media sehingga viral seperti dilansir CNN.