TEMPO.CO, Jakarta - India akan menghadang pengaruh Cina di PBB dan lembaga yang terafiliasi dengannya dengan semua opsi yang ada.
Menurut laporan Hinudstantimes, Cina selama ini memandang PBB sebagai alat legitimasi statusnya sebagai negara berkuasa.
Jejaknya semakin berkembang setelah permusuhannya dengan Amerika Serikat mengenai PBB.
India akan menghadang Cina di 4 area di PBB sebagai senjata diplomatik.
1. India akan menghadang upaya Cina yang saat ini menjadi pemimpin di 4 bidang di PBB. India setidaknya berusaha agar Cina tidak lagi memenangkan posisi lainnya, dan akan berusaha mendongkel satu dari posisi yang dipimpin Cina saat ini.
Kepemimpinan Cina yang sudah dua kali di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan International Telecommunications Union terlihat rapuh.
2. Kedua, India memastikan tidak satupun kantor PBB maupun organnya didirikan di Cina. Beijing dilaporkan sudah lama kecewa karena tidak satupun badan PBB bermarkas di Cina sekalipun negara itu disebut negara super power terbesar kedua di dunia.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berupaya mendirikan kantor regional PBB karena tingginya biaya operasi di New York City. Tahun lalu, Beijing melobi PBB agar mendirikan satu kantor di Shanghai.
Selain menawarkan lahan dan perumahan, Cina bahkan menawarkan pembayaran sebagian gaji staf PBB.
Cina beberapa waktu lalu berusaha memobilisasi 140 kelompok dari 77 negara untuk memberikan dukungan atas ide ini, namun India memobilisasi pemerintah dari Afrika untuk menghadangnya. Amerika Serikat bergabung di Dewan Keamanan PBB, memberi alasan mengkhawatirkan keamanan jika PBB membuka kantor di Cina.
Setelah dihadang, Beijing dikabarkan akan berusaha lagi.
"Ini masih agenda," kata mantan diplomat India di PBB.
3. Cina juga ingin memayungi pasukan perdamaian PBB. Cina saat ini berkontribusi lebih besar jika dibandingkan dengan kontribusi tiga negara Inggris, Prancis, dan Rusia digabungkan.
India telah mencermati Cina telah mengerahkan tentaranya ke negara-negara dimana negara itu berkepentingan secara ekonomi seperti di Sudan Selatan.
4. Area terakhir, India akan fokus pada kontrak-kontrak kerja PBB. Beijing meradang karena menerima sangat sedikit kontrak kerja untuk bidang jasa pelayanan dan peralatan PBB yang bernilai miliaran dollar AS. Sementara India merupakan kontraktor PBB terbesar kedua dari produk farmasi.