TEMPO.CO, Jakarta - Patung Jan Pieterszoon Coen pada abad ke-17 di Belanda telah menjadi sasaran protes anti-rasisme. Lima demonstran ditahan setelah menolak aksi protes dibubarkan.
Situs reuters.com mewartakan tidak ada korban luka-luka dalam insiden tersebut. Rekaman video yang beredar memperlihatkan protes juga terlihat di kota Hoorn yang berlokasi 45 kilometer dari wilayah utara Amsterdam.
Kepolisian menggunakan tameng dan pentungan untuk membubarkan demonstran yang berkumpul di patung Jan Pieterszoon Coen. Sosok Jan Pieterszoon Coen dikenal sebagai mantan pejabat pemerintah Belanda dipandang sebagai pahlawan, namun oleh pihak lain dianggap sebagai penindas.
Seorang pria memegang sebuah slogan ketika dia memprotes kedatangan Saint Nicholas dan asistennya yang disebut "Zwarte Piet" (Black Pete) di Den Haag, Belanda, 16 November 2019. Tanda itu bertuliskan "Blackface is racism". [REUTERS / Piroschka van de Wouw]
Dalam protes itu, sekitar 20 orang membawa bendera Belanda yang sudah ditulis ‘Coen’. Sekitar 250 demonstran sebelumnya turun ke jalan melakukan protes damai menyerukan agar patung Jan Pieterszoon Coen diturunkan.
Jan Pieterszoon Coen pada tahun 1621 memimpin pelayaran pasukan militer Belanda untuk menaklukkan Pulau Banda atau sekarang bernama Indonesia. Upaya menguasai Indonesia itu menewaskan ribuan orang.
Diperkirakan hanya seribu orang dari total 15 ribu penduduk pribumi yang selamat dari serangan ini. Dari seribu orang yang selamat itu, 800 orang dikirim ke Batavia yang sudah dikuasai Belanda.
Patung-patung kolonialisme di beberapa negara telah menjadi sasaran unjuk rasa dalam beberapa pekan terakhir. Protes itu buntut dari tewasnya George Floyd, 46 tahun, warga Amerika Serikat keturunan Afrika, dicekik oleh aparat kepolisian kulit putih di Minneapolis. Polisi yang terlibat dalam kematian Floyd sudah ditahan.