TEMPO.CO, Jakarta - Raja Yordania, Raja Abdullah II, memperingatkan para pemimpin kongres AS bahwa rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencaplok Tepi Barat akan memperkuat Hamas dan merusak kemampuan Israel untuk menormalkan hubungan di Timur Tengah, menurut sumber yang akrab dengan diskusi tersebut.
Raja Abdullah II telah memimpin kampanye lobi terhadap rencana Israel menganeksasi permukiman Tepi Barat dan seluruh Lembah Yordan di bawah proposal perdamaian pemerintahan Trump, dan membawa kasusnya ke anggota parlemen AS dalam beberapa pertemuan telekonferensi minggu ini, menurut laporan Times of Israel pada 19 Juni 2020.
"Dia (Raja Abdullah) mendesak para anggota (parlemen AS) untuk memahami bahwa aneksasi akan memengaruhi kehidupan sehari-hari warga Palestina dan bahwa dia khawatir hal itu akan meradikalisasi warga Palestina dan memberdayakan para ekstremis yang keras. Hamas akan mendapat manfaat dari aneksasi," kata sumber yang berbasis di Washington mengatakan kepada The Times of Israel.
Hamas, yang masuk daftar kelompok teror AS dan penguasa de facto di Jalur Gaza, adalah pesaing utama gerakan Fatah Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas. Abbas baru-baru ini sebagian memutus koordinasi keamanan antara Israel dan PA, yang telah dipandang sebagai elemen kunci dalam meredam aktivitas teror Hamas di Tepi Barat.
Pejabat pertahanan Israel dan lainnya telah secara pribadi menyatakan kekhawatiran bahwa langkah aneksasi itu dapat memicu protes keras yang dapat berubah menjadi pemberontakan rakyat.
Permohonan Abdullah kepada anggota parlemen AS untuk memblokir proposal Netanyahu datang kurang dari dua minggu sebelum tenggat waktu 1 Juli yang ditentukan sepihak oleh perdana menteri Israel untuk memulai proses aneksasi. Netanyahu telah bersumpah untuk tetap pada rencana aneksasi Tepi Barat, meskipun ada tekanan dari Eropa, dunia Arab, dan koalisi pemerintahannya sendiri.
Raja Abdullah II dilaporkan menolak untuk berbicara dengan Benjamin Netanyahu atau Menteri Pertahanan Benny Gantz, dan mencoba meyakinkan Amerika Serikat agar menarik dukungan terhadap aneksasi Tepi Barat.