TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Amerika, Pentagon, angkat suara soal memanasnya konflik inter-Korea. Assistant Secretary of Defense for Indo-Pacific, David Helvey, mengatakan bahwa pergerakan Korea Utara harus terus diwaspadai karena mereka masih merupakan ancaman berbahaya.
"Korea Utara terus menunjukkan bahwa mereka adalah ancaman besar di Semenanjung Korea. Hal itu menuntut kewaspadaan kita," ujar Helvey dalam keterangan persnya sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 18 Juni 2020.
Helvey berkata, dirinya masih belum tahu apa yang akan dilakukan Korea Utara dalam waktu dekat. Situasi saat ini, menurut ia, masih sulit ditebak.
Sementara itu, dikutip dari Reuters, Korea Utara memperingatkan Amerika maupun Pentagon untuk tidak mencampuri urusan Inter-Korea. Jika tidak, Korea Utara mengancam tidak akan segan mengganggu jalannya Pilpres Amerika yang akan berlangsung pada 3 November nanti.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, memanasnya hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan akhir-akhir ini disebabkan faktor pembelot. Korea Utara marah besar dengan Korea Selatan karena tidak menertibkan pembelot-pembelot yang rutin mengirimkan bantuan dan selebaran propaganda ke Pyongyang.
Baca Juga:
Kemarahan tersebut, salah satunya, disampaikan oleh adik Pemimpin Agung Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong. Kim Yo Jong mengatakan, respon militer akan ia gunakan apbila Korea Selatan tak kunjung menyelesaikan masalah pembelot tersebut. Kim Yo Jong bahkan berkata bahwa Kim Jong Un sudah memberinya kuasa untuk mengendalikan militer.
Selain itu, Kim Yo Jong juga mengancam tidak akan segan membatalkan kesepakatan denuklirisasi antara Korea Selatan dan Korea Utara. Menurutnya, kesepakatan tersebut tidak membawa manfaat apapun untuk Korea Utara. Presiden Moon Jae-in sudah membujuknya untuk tidak membatalkan kesepakatan tersebut.
Perkembangan terbaru, Korea Utara telah mengirimkan pasukannya ke Gunung Kumgang dan Kaesong. Gunung yang memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara tersebut sejatinya adalah Zona Demiliterisasi. Selain itu, pada Selasa kemarin, Korea Utara juga meledakkan kantor Inter-Korea yang dulu dibangun untuk memperbaiki hubungan kedua negara
ISTMAN MP | REUTERS