Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buku John Bolton Berisiko pada Keamanan Nasional AS, Mengapa?

image-gnews
Penasehat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, memegang buku catatan yang berisi tulisan
Penasehat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, memegang buku catatan yang berisi tulisan "5000 tentara ke Kolombia" pada Selasa, 29 Januari 2019. Sky News
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penasehat keamanan Amerika Serikat, John Bolton menuliskan dalam buku terbarunya tentang Presiden Donald Trump yang meminta Presiden Cina, Xi Jinping membantunya untuk memenangkan kembali pemilihan presiden 2020.

Bolton juga mengungkapkan peristiwa ketika Presiden Xi memberitahu Presiden Trump tahun lalu mengenai Cina membangun kamp konsentrasi untuk tahanan massal Muslim Uighur, dan Presiden Trump merestui pembangunan kamp itu yang dia kira itu sesuatu tindakan benar.

Di satu pertemuan selama KTT G-20 tahun lalu di Osaka, Jepang, Bolton menuliskan tentang Presiden Trump dengan cara yang di luar dugaan mengubah pembicaraan tentang pemilu 2020.

Menurut pejabat top kebijakan luar negeri AS yang dipecat Presiden Trump September lalu, dalam pembicaraan di sela KTT G-20 itu Presiden Trump menekankan pentingnya petani dan meminta pembelian kedelai dan gandum ditingkatkan oleh Cina sebagai hasil dari pemilu nantinya.

Bolton juga menuliskan tentang memo Mike Pompeo tentang Presiden Trump saat mengadakan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tahun 2018. Kutipan memo itu dimuat di Washington Post.

"Dia penuh omong kosong," tulis Pompeo dalam memonya.

Di bukunya, Bolton juga mengangkat isu ketidaksukaan Presiden Trump terhadap jurnalis. Di satu pertemuan di musim panas 2019 di New Jersey, Presiden Trump mengatakan jurnalis seharusnya dipenjarakan sehingga mereka membocorkan narasumber mereka.

"Orang-orang ini seharusnya dieksekusi. Mereka sampah," Washington Post mengutip isi buku itu.

Presiden Trump kepada Wall Street Journal menuding John Bolton penipu soal buku barunya yang bertajuk The Room Where It Happened: A White House Memoir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dia penipu," kata Presiden Trump.

"Semua orang di Gedung Putih membenci John Bolton," ujar Presiden Trump.

Presiden Trump juga mengatakan Bolton tidak memiliki bukti atas pernyataannya itu.

Buku yang ditulis John Bolton telah semakin menajamkan permusuhan dan perlawanan Gedung Putih dan Bolton.

Permusuhan memanas Selasa kemarin setelah pemerintahan Trump melakukan perlawanan ke pengadilan untuk menghentikan penerbitan buku itu. Gedung Putih beralasan, Bolton melanggar kesepakatan untuk merahasiakan informasi dan beresiko pada keamanan nasional dengan menerbitkan informasi rahasia.

Beberapa pejabat top intelijen dan keamanan nasional AS membuat pernyataan tertulis kepada hakim bahwa buku John Bolton memuat informasi rahasia.

Namun pengacara John Bolton, Charles Cooper menuding Gedung Putih berniat menghalangi penerbitan buku ini semata-mata alasan politik.

Penerbit buku, Simon & Schuster mengatakan, ratusan ribu buku yang ditulis John Bolton telah diedarkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

22 hari lalu

Sindrom Havana pertama kali dilaporkan pada diplomat yang ditempatkan di Kuba pada tahun 2016. REUTERS
Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

25 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

32 hari lalu

Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand (kanan) bersama Vivie Yulaswati Deputi Menteri di Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam BAPPENAS (kiri) menghadiri peluncuran buku
PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.


7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

36 hari lalu

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku. Foto: Canva
7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku.


Laporan Intel AS: Kepemimpinan Netanyahu dalam Bahaya, Mengapa?

41 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. REUTERS
Laporan Intel AS: Kepemimpinan Netanyahu dalam Bahaya, Mengapa?

Penilaian intel AS yang telah dideklasifikasi baru-baru ini telah memunculkan keraguan terhadap masa depan politik PM Benjamin Netanyahu.


Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

46 hari lalu

St Paul's Cathedral London (Pixabay)
Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

Bagi yang ingin menginap di perpustakaan katedral London, Airbnb memasang tarif Rp140 ribu untuk satu malam. Syaratnya, tamu harus kutu buku.


5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

50 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.


Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

16 Februari 2024

TPNPB OPM merilis foto dan video kondisi terbaru Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens pada Rabu, 7 Februari 2024. Foto dan video itu dirilis tepat setahun sejak mereka menyadera sang pilot. Dok. TPNPB OPM
Paket Obat dan Buku untuk Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Diantar Pakai Helikopter

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan permintaan obat-obatan oleh Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah disampaikan.


Kapolda Papua Bilang Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Minta Bantuan Obat Asma dan Buku

10 Februari 2024

TPNPB OPM membantah soal informasi bahwa pihaknya akan membebaskan Philips pada 7 Februari 2024. Hingga kini, TPNPB-OPM masih menunggu sikap Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru yang belum berbicara dengan pihaknya. Dok. TPNPB OPM
Kapolda Papua Bilang Pilot Susi Air yang Disandera KKB OPM Minta Bantuan Obat Asma dan Buku

"Silakan saja bila ada pihak yang mau mengirimkan bantuan tersebut ke Phillip yang disandera sejak 7 Februari 2023," kata Kapolda Papua.


Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.