TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menayangkan sebuah rekaman video ledakan besar sebuah kantor yang biasa digunakan untuk melakukan pembicaraan dengan Korea Selatan atau disebut sebagai kantor penghubung dua Korea. Rekaman video tersebut diputar di stasiun televisi milik Pyongyang, KRT, yang memperlihatkan Gedung inter-Korean di Kaesong dihancurkan lewat satu ledakan dahsyat.
Kantor berita KCNA mewartakan kantor penghubung itu dihancurkan dengan satu ledakan hebat. Asap dari ledakan tersebut terlihat membumbung ke angkasa. Gedung di sekitar kantor penghubung itu juga tampak ada yang ikut remuk menyusul ledakan yang sangat besar.
Viral rekaman video ledakan Gedung inter-Korea di Kaesong oleh Pyongyang. Rekaman video diputar oleh stasiun televisi di Korea Utara. Sumber: REUTERS/mirror.co.uk
Situs mirror.co.uk melaporkan sebelum dihancurkan, gedung tersebut sudah dikosongkan sejak Januari 2020 karena kekhawatiran penyebaran virus corona. Penghancuran gedung penghubung tersebut oleh Pyongyang adalah sebuah kemunduran bagi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang ingin membujuk Korea Utara agar mau saling bekerja sama.
Penghancuran gedung tersebut juga pukulan telak bagi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berharap bisa membujuk Korea Utara agar menghentikan uji coba senjata nuklirnya dan mau bersikap terbuka.
Maxar Technologies, sebuah perusahaan teknologi ruang angkasa mempublikasi serangkaian gambar yang memperlihatkan komplek industri Kaesong, di mana gedung penghubung tersebut berlokasi. Maxar Technologies menjelaskan ada satu foto yang memperlihatkan truk-truk kargo di sekitar area gedung persis sehari sebelum gedung tersebut dihancurkan.
Gedung inter-Korean di Kaesong dihancurkan oleh Pyongyang pada 17 Juni 2020 di tengah hubungan Korea Selatan dan Korea Utara yang memburuk. Ketegangan dipicu oleh aktivitas para pembelot Korea Utara yang berlindung ke Korea Selatan yang mengedarkan selebaran ke masyarakat Korea Utara agar melawan pemerintah.
Hubungan Korea Utara – Korea Selatan terpuruk ke titik terendah sejak Presiden Moon menjabat sebagai Presiden pada 2017 lalu. Saat dilantik menjadi Presiden, Moon berjanji ingin mengakhiri konfrontasi kedua negara yang sudah berlangsung puluhan tahun dan ingin menjadi mediator dalam mendorong Korea Utara agar menghentikan program nuklir dan rudalnya.