TEMPO.CO, Jakarta - Kubu Republikan di Senat Amerika akhirnya mengungkapkan rancangan versinya soal reformasi Kepolisian. Hal tersebut menyusul langkah serupa dari kubu Demokrat beberapa hari lalu.
Dirancang oleh Senator Tim Scott, satu-satunya senat dari komunitas Afrikan Amerika, rancangan aturan tersebut menekankan penggunaan sumbangan federal untuk reformasi Kepolisian. Hal-hal yang hendak diubah, kebanyakan, terkait cara kerja polisi.
"Kami mendengar keluhan anda dan merasakan kekhawatiran anda," ujar Scott dalam jumpa pers yang dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 17 Juni 2020.
Dikutip dari Reuters, rancangan yang dibuat Partai Republik cenderung tidak seagresif rancangan buatan Demokrat. Di saat aturan rancangan Demokrat menegaskan perlunya perubahan legal dan kebijakan soal kekerasan oleh Kepolisian, rancangan Partai Republik menekankan pada pencegahan.
Contoh lain, aturan rancangan Partai Demokrat memperbolehkan korban kekerasan oleh Kepolisian untuk menuntut langsung Kepolisian terkait. Pada rancangan Partai Republik, hal tersebut tidak diatur.
Di luar perbedaan tersebut, secara garis besar keduanya relatif sama. Keduanya sama-sama mendorong Kepolisian untuk tidak menggunakan kekerasan, mendorong penyelesaian masalah secara damai, dan mendorong penggunaan body camera untuk pengawasan prilaku polisi.
Senator Republikan Mitch McConnell merasa rancangan Demokrat, yang dibuat di Parlemen Amerika, terlalu berlebihan. Jika rancangan itu diperdebatkan di Senat Amerika, McConnell yakin rancangan Demokrat tidak akan lolos. Adapun rancangan Scott akan diperdebatkan di Senat pada pekan depan.
Kubu Demokrat di Senat belum memberikan sikap apakah akan mendukung rancangan Republikan atau tidak. Mereka hanya mengatakan bahwa rancangan yang diungkapkan Tim Scott butuh perbaikan. "Butuh perbaikan yang dramatis," ujar Senator Demokrat, Chuck Schumer.
Sebagaimana diketahui, Amerika tengah menjadi sorotan akibat kasus kekerasan oleh Kepolisian. Dua warga kulit hitam meninggal dalam waktu berdekatan karena brutalitas yang ditunjukkan polisi. Mereka adalah George Floyd dan Rayshard Brooks.
George Floyd adalah warga kulit hitam asal Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah lehernya ditindih oleh Kepolisian setempat. Sementara itu, Rayshard Brooks adalah warga kulit hitam asal Atlanta yang tewas ditembak Kepolisian setempat karena mencoba kabur.
Kematian keduanya memicu berbagai gerakan, terutama Black Lives Matter dan Defund The Police. Pemerintah Amerika meresponnya dengan menjanjikan reformasi Kepolisian. Presiden Amerika Donald Trump bahkan sudah meneken perintah eksekutif soal itu pada hari Rabu kemarin.
ISTMAN MP | REUTERS