TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Turki telah menangkap seorang jurnalis lokal yang bekerja untuk Voice of America berbahasa Turki kemarin pagi, 16 Juni 2020 dengan tuduhan melakukan teror.
Arif Aslan, nama jurnalis VOA yang ditangkap dalam penggrebekan di rumahnya di provinsi Van sebagaimana dilaporkan media lokal, Arti Gercek dan dikutip Ahvalnews.com
Tuduhan itu diduga karena Aslan mengikuti aksi unjuk rasa Partai Rakyat Demokrat Kurdi atau HDP ke Ankara, ibukota Turki pada hari Senin.
Unjuk rasa ini untuk memprotes tindakan keras Turki terhadap partai ini.
Peristiwa penangkapan ini bukan pertama kali dialami Aslan. Di tahun 2017, dia ditahan atas tuduhan sebagai anggota organisasi teroris bersenjata.
Selain menangkap Aslan, Turki di hari yang sama juga memblokir situs radio independen Turki berkantor di Jerman, Ozguruz, demikian dilaporkan Euronews Turki.
"Ini bukan yang pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir," kata Can Duncar, pemimpin redaksi Ozguruz.
Situs radio itu diblokir setelah lembaga pemantau media Turki, Dewan Mahkamah Televisi dan Radio melabel radio tersebut ilegal.
"Pemerintah yang menempatkan media di bawah kendalinya sepenuhnya saat ini mencoba melarang publikasi asing," kata mantan pemimpin redaksi surat kabar Cumhuriyet yang tinggal sebagai eksil di Jerman.
Setelah upaya kudeta militer gagal pada Juli 2016, pemerintah Turki secara intensif melakukan tindakan keras terhadap suara oposisi, menahan penulis dan jurnalis dengan tuduhan jaringan teroris, dan menutup outlet media oposisi.
Menurut Indeks Kemerdekaan Pers Dunia tahun 2020 yang diterbitkan Reporters Without Bordes, Turki berada di urutan 154 dari 180 negara di dunia