TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen PBB Antonio Guterres pada Senin, 15 Juni 2020, mencoret koalisi militer pimpinan Arab Saudi dari daftar hitam PBB. Keputusan itu lantaran adanya penurunan jumlah pembunuhan dan melukai orang dalam perang sipil Yaman oleh koalisi itu.
Guterres dalam laporan tahunan Dewan Keamanan PBB menyebut koalisi militer tersebut diyakini telah menewaskan atau melukai 222 anak-anak di Yaman pada 2019. Sedangkan kelompok garis keras Houthi di Yaman bertanggung jawab untuk 313 korban jiwa, pasukan militer Yaman bertanggung jawab atas 96 korban jiwa.
Hanaa Ahmad Ali Bahr, seorang gadis cilik yang menderita malnutrisi digendong ayahnya di sebuah kota kumuh di Hodeidah, Yaman, Senin, 25 Maret 2019. Perang brutal di negara Yaman memasuki tahun kelimanya pekan ini tanpa terlihat tanda-tanda akan berakhir. REUTERS/Abduljabbar Zeyad
Kelompok Houthi dan militer Yaman masih dalam daftar hitam PBB karena konflik bersenjata yang diantaranya menewaskan anak-anak.
“Koalisi pimpinan Arab Saudi akan dihapus karena pelanggaran pembunuhan dan melukai lewat serangan udara terus mengalami penurunan. Mereka juga menerapkan langkah-langkah dalam melindungi anak-anak,” kata Guterres.
Akan tetapi, koalisi militer pimpinan Arab Saudi ini masih akan dipantau satu tahun ke depan. Setiap kegagalan dalam upaya mengurangi korban jiwa anak-anak akan di urutkan lagi tahun depan.
“Sekjen PBB menambahkan daftar baru yang memalukan dalam listnya dengan menghapus koalisi militer pimpinan Arab Saudi dan mengabaikan bukti-bukti yang dimiliki PBB atas pelanggaran berat terhadap anak-anak,” kata Jo Becker, Pengacara HAM anak-anak dari lembaga Human Right Watch, seperti dikutip dari reuters.com.
Yaman terperosok dalam perang sipil sejak kelompok radikal Houthi mendongkel Pemerintah Yaman dari Ibu Kota Sanaa pada 2014. Arab Saudi lalu memimpin koalisi militer pada 2015 untuk melakukan intervensi dalam upaya memulihkan pemerintahan.